Cerita Pasien Positif Corona, OTG yang Tidak Sadar Terpapar

  • Bagikan
N menjalani isolasi di RS Bahteramas Sultra di Kota Kendari. (Foto: dok.pribadi)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Tidak disangka tes Swab pada 10 Juli 2020 hasilnya dinyatakan positif Covid-19. N hanya mengetahui dirinya tidak merasakan gejala berarti pada tubuhnya, seperti segala orang terpapar virus corona.

“Setelah dua minggu (usai diambil sampel) hasilnya positif corona, di hari itu juga saya langsung masuk rumah sakit tanpa dijemput pihak rumah sakit maupun gugus tugas,” ucapnya, Sabtu (31/10/2020).

Benar saja, pada 24 Juli lalu, hasil Swab ibu satu anak ini dikeluarkan pihak rumah sakit dan hasilnya positif covid. Ia tertular dari satu orang keluarganya yang tinggal serumah. Saat itu juga N diisolasi di Rumah Sakit Bahteramas Sulawesi Tenggara di Kota Kendari.

N masuk dalam daftar orang tanpa gejala (OTG) positif covid. Meski demikian, dirinya memiliki catatan penyakit lain yang diketahui setelah melalui rontgen, yakni pembengkakan hati dan TBC.

Aktivitas wanita 33 tahun ini tentunya berubah stastis dari pekerja kantoran, kini harus menjalani hari-harinya di ruang isolasi. Terlebih, anggota keluarganya yang sebelumnya positif telah dipersilakan pulang dan menjalani karantina mandiri di rumah.

“Di rumah sakit saya di tes empat kali, ada dua kali dalam seminggu dan ada seminggu sekali. Dokter bilang hasil tes saya belum negatif karena saya memiliki gejala penyakit pembengkakan hati dan TBC, dan hasilnya akan negatif jika penyakitku ini sembuh dulu,” terangnya.

Selama di ruang isolasi RS, rupanya wanita asli Muna ini memilih tidak menceritakan kepada orangtuanya yang tinggal terpisah dengannya. Ia takut, jikalau keadaannya tersebut mempengaruhi kesehatan orangtuanya yang telah menua.

“Saya dalam hati hanya pasrah, bercampur aduk, kita galau kayak bagaiamana kah yah Tuhan. Tinggal lama-lama di rumah sakit akan gangguan jiwa orang karena dikunci betul-betul hanya pergi di kamar mandi baru keluar kamar,” ucapnya.

Wanita berhijab ini hanya bisa pasrah kepada Allah SWT. Hari-harinya di ruang isolasi diisi dengan kegiatan yang bermanfaat, misalnya mengaji, berolahraga, maupun tetap menyambung interaksi melalui ponsel. Pilihan itu dilakukannya untuk mengurangi stres dan menjaga kondisi tubuhnya agar menjadi lebih baik. Selain meminum obat pemberian dokter, minum obat herbal seperti jamu dan beberapa vitamin.

Upayanya itu akhirnya membuahkan hasil. Pihak rumah sakit mempersilakannya pulang dan menjalani karantina mandiri sebelum kembali beraktivitas pada 11 Agustus 2020.

“Setelah pulang dari rumah sakit saya karantina mandiri dulu dan saya masih takut untuk berkantor,” tambahnya.

Wabah Covid-19 belum usai, N berharap hal itu ikut disadari masyarakat dengan mematuhi protokol kesehatan, seperti sering mencuci tangan, bermasker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Sebab, di antara mereka yang terpapar covid adalah tidak menunjukkan gejala berarti atau OTG. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan