19 Tahun "Bergelar" Teroris, Ini Cerita Abdurrahman Ayyub di FKPT Sultra

  • Bagikan
Abdurrahman Ayyub.Foto: Firmansyah Asapa/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM : KENDARI – Perjalanan hidup Abdurrahman Ayyub terbilang keras. 19 tahun berkelana menjajaki beberapa negara sebagai aktivis radikal, mantan petinggi Jamaah Islamiyah ini juga sempat \”bergelar\” teroris, bahkan dikenal dan ditakuti hingga ke berbagai negara.

 

Namun, perjalanan Abdurrahman Ayyub kini tak seperti dulu. Jika dulu selama puluhan tahun sebagai aktivis radikal, kini Ia malah menjadi agen pembaharu, yang menentang penyebaran paham radikalime dikalangan generasi muda.

 

Pengalaman dan perjalanan hidupnya ini, menjadi cerita yang membuat peserta Forum Kordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang dilaksanakan disalah satu hotel di Kota Kendari tercengang. Namun dibalik cerintanya itu, Dirinya berpesan agar generasi tidak salah melangkah dalam menuntut ilmu.

 

Abdurrahman Ayyuub bercerita, selama 5 tahun dirinya berlatih serta ikut berbagai pertempuran di Afganistan termasuk melakukan penyerangan pasukan Rusia di negara tersebut. Selain itu, Abdurrahman Ayub juga pernah menjalankan aksi tetornya sejak tahun 1982 hingga 1999 di Australia.

 

Ia menurutkan, Semangat jihadnya tumbuh sejak duduk dibangku Sekolah Tekhnik Menengah (STM), yakni ketika mendengarkan dakwah, yang mengatakan bahwa negara Indonesia merupakan negara jahiliyah, karena berpedoman pada Pancasila dan UUD 1945 bukan pada Al-Quran dan hadist Muhammad SAW.

 

Semangat itulah yang mendorongnya, untuk ikut dalam perilaku radikal, salah satunya terlibat peperangan didaerah konflik di Indonesia selama 5 tahun. Tindakannya ini, bahkan membuatnya sempat direlakan dan diabaikan oleh keluarganya termasuk orang tuanya.

 

Itulah yang membuat Abdurrahman Ayyuub, sedih karena perbuatannya membuat harmonisasi dengan keluarga telah hancur. Kesedihan inilah juga yang membawa Abdurrahman Ayyuub, akhirnya bertobat.

 

\”Kalau melawan Rusia bagus, tapi kalu pulang mau hancurkan Indonesia itu yang jadi masalah, apalagi teman saya sudah membuktikan dengan keterlibatan di Bom Bali I dan Bom Bali II sampai JW Marriot, itukan merugikan negara, ekonomi hancur dan manusia terbunuh begitu saja,\” papar ayub.

 

Dalam kesempatan tersebut, Abdurrahman Ayub berpesan pada ratusan peserta FKPT, agar berhati-hati bila ada ajakan yang sifatnya rahasia, tempatnya rahasia, dan gurunya yang tidak jelas keilmuannya.

 

\”Kalau ngaji ya dimesjid, ustandnya jelas. Jadi hati-hati doktrin yang mudah mengkafirkan dan menghalalkan darah orang lain itu harus hati-hati,\” kata Ayub

 

Forum Kordinasi Pencegahan Terorisme merupakan kegiatan yang rutin digelar setiap tahunnya. Melalui kegiatan seperti ini, FKPT mengadirkan beberapa narasumber seperti Perwakilan BNPT, Akademisi Hukum dan Mantan Terorisme.

 

Menurut Ketua Panitia FKPT, Laode Abdul Lahab, kondisi paham radikalisme dan terorisme di Sulawesi Tenggara sudah sangat mengkhawatirkan. Hal ini berdasarkan Riset FKPT, setelah tertangkapnya beberapa pengikut Santoso.

 

\”Kami ingin membagi peran bagi semua element masyarakat karena potensi radikalisme dan terorisme dapat mengancam keamanan maka kami menghimbau untuk menjagannya, agar pondasi islam sebagai agama rahmatan li alamin dapat terjaga,\” kata Lahab.

  • Bagikan