2050, Sampah Plastik Diprediksi Lebih Banyak dari Ikan

  • Bagikan
sampah di laut Ilustasi foto: Mongabay.co.id
sampah di laut Ilustasi foto: Mongabay.co.id

SULTRAKINI.COM: Masalah terbesar yang mengancam lingkungan saat ini adalah sampah. Di pesisir maupun lautan, sampah plastik masuk tertumpuk hampir  400.000 ton setiap tahunnya di perairan Indonesia.

Tim peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengkaji 18 wilayah pantai Indonesia yang dijadikan area untuk memantau sampah terdampar.

“Hasil pemantaun tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 36 hingga 38 persen sampah yang ditemukan di 18 pantai tersebut adalah sampah plastik. Ini merupakan jenis sampah paling dominan yang ditemukan di pantai,” ucap Humas P2O-LIPI, Muhammad Reza Cordova dalam siaran pers, Rabu (12/12) dilansir dari lifestyle.uzone.id.

Diketahui Indonesia adalah negara kedua sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah Cina. Selain plastik, jenis sampah lain yang banyak ditemukan adalah karet, logam, kaca, kayu olahan, kain, hingga bahan berbahaya.

“Berdasar perhitungan kasar dengan asumsi sederhana, diperkirakan 100.000 – 400.000 ton plastik per tahun yang dikonsumsi masyarakat Indonesia masuk ke laut Indonesia,” tertulis dalam siaran pers tersebut.

Sampah plastik merupakan sampah yang dapat mencemari lingkungan karena plastik bahan yang sulit terdegradasi. Sampah plastik baru dapat terurai puluhan hingga ratusan juta tahun, bahkan ada beberapa plastik yang tidak akan pernah terurai.

“Pada tahun 2050 diprediksi jumlah sampah plastik akan melebihi jumlah ikan, dan jumlah mikroplastik melebihi plankton laut, sehingga dapat mengancam kehidupan laut dan manusia. Dan Indonesia dianggap sebagai salah satu penghasil sampah plastik di laut terbesar kedua di dunia,” sambung Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Muhammad Reza Cordova, Rabu, 12 Desember 2018. Dilansir dari Tempo.co.

Dilansir dari Voaindonesia.com, dosen Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang, Dr. Defri Yona menceritakan bahaya sampah plastik yang masuk ke laut. Seiring waktu, lembaran plastik besar akan terurai dalam ukuran hingga kurang dari lima milimeter. Bentuk sampah ini disebut sebagai mikroplastik dan memiliki tingkat bahaya yang berlipat ganda.

“Ini harus dimulai dari pengurangan penggunaan plastik. Karena kalau dari situ tidak dihentikan, kita tidak bisa melakukan apa-apa. Kalau sampah ini sudah menjadi mikroplastik di perairan, sudah tidak ada lagi cara yang bisa kita lakukan. Misalnya, dengan disaring atau sejenisnya, karena ukurannya sudah sangat kecil. Beberapa penelitian mengungkapkan, dalam satu liter air laut kita bisa menemukan sampai ratusan partikel mikro plastik ini,” jelas Defri Yona.

Mikroplastik tidak hanya membunuh biota laut. Dalam jangka panjang, manusia juga akan terdampak karena mengkonsumsi ikan dan produk laut lainnya. Ikan yang sudah menelan mikroplastik, menyerap racunnya, dan kemudian berpindah ke manusia yang memakannya.

Dari berbagai sumber

Laporan: Saswita

 

  • Bagikan