25 Kapal Yacht Peserta Sail Indonesia Mayo Tambora Berlabuh di Wakatobi

  • Bagikan
Sejumlah kapal yacht yang berlabuh di Pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Sultra. (Foto: Amran Mistar Ode/SULTRAKINI.COM)
Sejumlah kapal yacht yang berlabuh di Pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Sultra. (Foto: Amran Mistar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Sebanyak 25 kapal yacht peserta Sail Indonesia Moyo Tambora 2018 berlabuh di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara sejak 27 Juli hingga 20 Agustus 2018.

“17 kapal yacht yang masuk di Pulau Wangi-wangi, enam kapal di Pulau Hoga Keledupa, dan tiga kapal sudah berangkat meninggalkan Wakatobi. Lima kapal yacht terpantau radar lewat di perairan Wakatobi,” terang Kepala Dinas Pariwisata Wakatobi, Nadar, Senin (20/8/2018).

Kapal yacth yang masuk di Pulau Wangi-wangi tersebut, membawa 50 kru kapal. Sesuai jadwal, harusnya mereka masuk di Wakatobi pada 23 sampai 25 Agustus 2018. “Peserta sail ini datang lebih awal. Hal ini lebih bagus karena pada akhirnya kapal yang masuk Wakatobi menjadi lebih banyak dan rata-rata tinggal lebih lama di Wakatobi,” jelas Nadar.

Sementara itu, Derektur Utama Wakatobi Information Center, Sail Indonesia, Gino, menerangkan pihaknya belum mengetahui pasti sampai kapan para peserta Sail Moyo Tambora berada di Wakatobi. Kata dia, peserta sail merasa betah di Wakatobi dikarenakan eksotiknya wisata bahari maupun daya tarik destinasi lainnya. Wisatawan ingin berenang bersama jutaan barakuda dan gurita yang jarang ditemukan di lokasi lainnya.

“Wakatobi ini unik, di setiap pulau mempunyai jenis koral dan ikan yang berbeda-beda, membuat peserta sail ingin berlama-lama di Wakatobi. Sangking penasarannya wisatawan dengan Wakatobi, ada satu kapal yacht yang baru satu hari satu malam singgah di Buton Utara, mereka langsung ke Wakatobi, padahal seharusnya empat hari mereka di sana,” ucap Gino.

Kedatangan peserta sail ini pun berdampak pada perputaran ekonomi Wakatobi. Menurutnya, dalam sehari peserta sail ini turun ke darat paling sedikit berbelanja Rp1 juta.

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan