6 Gaya Hidup untuk Meningkatkan Kesuburan

  • Bagikan
ilustrasi. (Foto: Google)

SULTRAKINI.COM: Ada beberapa alasan mengapa seorang wanita merasa sulit untuk hamil. Hal tersebut karena alasan medis seperti gangguan ovulasi, sindrom ovarium polikistik (PCOS), cadangan ovarium yang rendah serta faktor dari kualitas sperma yang lemah dari pria.

Tapi, di antara alasan tersebut ternyata gaya hidup pun memiliki pengaruh yang besa. Dirangkum dari hellomagazine.com, berikut merupakan gaya hidup yang harus diterapkan untuk meningkatkan kesuburan yang direkomendasikan oleh Dr. Walker, seorang spesialis kesuburan Institut Marquès.

1. Jauhi Rokok dan Alkohol

Meskipun sesekali segelas alkohol tidak membahayakan kesuburan, alangkah lebih baik jika seseorang tidak mengkonsumsinya. Selain akan mengganggu kesuburan, konsumsi alkohol juga akan memperburuk kesehatan. Hal ini pun berlaku pada rokok.

2. Jaga Pola Makan

Tak banyak orang tahu, ternyata diet sehat juga membawa manfaat untuk kesuburan seseorang. Hal ini karena diet yang mengandung nutrisi dan mineral yang tepat akan meningkatkan sistem reproduksi serta mengatur hormon. Pastikan diet mencukupi kebutuhan protein, zat besi, seng, vitamin C, dan vitamin D tubuh.

3. Seks Teratur

Hal ini sangat jelas manfaatnya. Namun, harus perhatikan frekuensinya. Apalagi bagi pria, ejakulasi teratur bisa meningkatkan kualitas sperma.

4. Hindari Stres

Studi menunjukkan bahwa ada hubungan antara stres dan ketidaksuburan. Stres dapat mengatur produksi hormon tubuh, membuat siklus haid tidak teratur. Hal ini juga dapat menyebabkan hilangnya libido, yang pada gilirannya dapat mengurangi jumlah hubungan sekssehingga menurunkan peluang untuk hamil.

5. Perhatikan Siklus Haid

Bagi wanita, memperhitungkan siklus haid bisa membantu mengetahui masa subur. Jika siklus haid biasanya berlangsung 28 hari maka kemungkinan akan berovulasi pada hari ke 14 setengah jalan melalui siklus. Oleh karena itu, masa subur antara hari ke 10 dan 14 atau 15.

6. Jaga Berat Badan

Kelebihan lemak tubuh dapat menyebabkan kelebihan produksi hormon tertentu yang mengganggu ovulasi. Hal ini juga berlaku saat kehilangan berat badan secara drastis. 

Sumber: liputan6.com

  • Bagikan