6 Masalah Anak yang Harus Diperhatikan Orang Tua Sejak Dini

  • Bagikan
Ilustrasi (Foto: Malay.news)

SULTRAKINI.COM: Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) setiap 23 Juli menjadi momentum bagi orang tua untuk lebih memperhatikan perilaku atau tingkah laku anak di zaman sekarang yang dinilai semakin sulit diatur.

Tidak sedikit orang tua berkomentar, anak-anak sekarang berbeda dengan generasi sebelumnya. Sebagian orang berpendapat anak-anak “zaman now” memiliki sifat cenderung kasar dan kurang sopan santun. Jika hal tersebut dibiarkan, perilaku anak akan menjadi kebiasaan hingga lebih sulit dihilangkan sampai mereka dewasa nanti.

Berikut beberapa masalah perilaku anak yang harus diperhatikan orang tua dilansir dari berbagai sumber.

Anak mengganggu saat orang tua berbicara

Anak memang memiliki tingkah laku yang sulit dipahami dan sering kali tidak bisa orang tua tolak. Apakah Anda pernah mengalami saat di mana anak Anda mengganggu percakapan Anda dengan orang lain? Tidak jarang kejadian ini akan memancing emosi, apalagi percakapan tersebut tentang suatu hal yang penting.

Hal itu tentu saja tidak sopan. Dengan memotong pembicaraan, berarti anak tidak memikirkan kepentingan orang lain yang sedang berbicara. Dampaknya anak akan menjadi egois dan merasa berhak mendapatkan perhatian yang diinginkannya. Sebagai orang tua, Anda tidak boleh mengabaikan hal tersebut.

Cara mengatasinya beritahu padanya bahwa memotong pembicaraan merupakan sikap buruk dan tidak boleh dilakukan. Jika mereka tidak mengerti atau mulai mengekspresikan diri dengan melukai diri sendiri saatnya mencari bantuan profesional.

Bermain kasar dengan merebut mainan teman

Sebelum usia 3 atau 4 tahun, konsep mengendalikan diri dan berbagi belum dapat dipahami sebagian besar anak. Terkadang saat bermain bersama temannya, Anda biasanya melihat meraka melakukan tindakan kasar, seperti mendorong, mencubit atau memukul. Meski akibat yang ditimbulkannya tidak terlalu parah, Anda sebagai orang tua harus segera menghentikannya.

Penasehat parenting Michele Borba, Ed.D berkata, “Jika Anda tidak menyela saat anak bermain kasar, ia akan terus melakukan kekasaran tersebut hingga menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan. Jika dibiarkan terus-menerus, anak akan berpikir bahwa menyakiti orang lain dibolehkan.”

Cara mengatasinya tarik anak Anda menjauh dari temannya dan katakan padanya bahwa yang dilakukan itu telah menyakiti temannya. Latih dia untuk mengerti setiap tindakan yang menyakiti orang lain tidak diperbolehkan dan jika anak telah memasuki usia sekolah usaha mendisiplinkan mereka lebih meningkat.

Pura-pura tidak mendengar Anda

Pura-pura tidak mendengarkan orang tua sering terjadi pada anak saat disuruh melakukan sesuatu yang tidak dia sukai. Sikap anak yang seperti ini memperlihatkan dia tidak menghormati Anda dan menunjukkan pada Anda dialah yang memegang kendali dalam keluarga. Kondisi demikian sangat mengkhawatirkan dan jangan anggap sepele.

Cara mengatasinya dari pada berteriak pada anak, lebih baik Anda menghampiri dan katakan padanya apa yang perlu dilakukan. Buat dia melihat ke arah Anda dan menanggapinya dengan mengatakan, “Baik, bu”. Anda juga bisa lakukan dengan cara menyentuh bahunya, mengatakan namanya, dan mematikan TV untuk mendapatkan perhatian darinya.

Anak yang pilih-pilih makanan

Pilih-pilih makanan adalah perilaku wajar pada anak usia dini. Namun Anda mungkin merasa bingung dan kewalahan ketika dihadapkan pada kondisi anak yang susah makan. Biasanya anak susah makan disebabkan oleh beberapa situasi yang terkadang orang tua masih belum memahami.

Saat anak berusia balita dan prasekolah, mereka umumnya hanya makan tiga makanan. Ingatlah bahwa balita dan anak-anak prasekolah bereksperimen dengan rasa dan tekstur baru. Ketika nutrisi anak yang lebih besar masih terpengaruh masalah makan, itu adalah sesuatu yang perlu diperhatikan.

Cara mengatasinya seiring pertumbuhannya, kebanyakan anak akan mulai menyukai menu makanan yang lebih beragam meski merepotkan dan kadang bikin jengkel, pilih-pilih makanan adalah fase yang wajar pada masa tumbuh kembang anak. Kebiasaan ini pun bisa hilang seiring waktu, terutama jika orang tuanya mendukung.

Anak yang mengambil sesuatu tanpa izin

Anak kecil belum terlalu memahami arti kepemilikan. Beberapa anak memiliki keegoisan besar. Jika ingin sesuatu barang, dia akan merengek demi mendapatkan barang tersebut.

Tidak heran jika anak sering berebut mainan dengan temannya demi mendapat sesuatu yang diinginkannya. Awalnya mungkin menggemaskan, tetapi jika berlanjut sampai dewasa, hal tersebut akan mengkhawatirkan. Bukan tidak mungkin juga akan berkembang menjadi penyakit kleptomania.

Cara mengatasinya buat peraturan kecil di rumah dengan anak Anda yang membuatnya mengerti bahwa dia harus meminta izin saat melakukan apapun. Jelaskan padanya apa yang dia lakukan tidak baik dan dapat menyinggung seseorang. Membuat peraturan tegas seperti itu akan meredam dia untuk melakukan sesuatu tanpa seizin pemilik.

Melebih-lebihkan fakta atau berbohong

Banyak orang tua menganggap anak-anak adalah malaikat kecil yang tidak akan bisa melakukan perbuatan tercela seperti berbohong. Faktanya perilaku berbohong anak harus mendapat perhatian khusus orang tua. Kata-kata yang dikeluarkan anak kebanyakan berbeda dari kenyataan.

Seperti misalnya dia telah membereskan tempat tidur padahal selimutnya masih berantakan. Atau dia berkata pada temannya bahwa dia pergi ke Disneyland padahal naik pesawat pun belum pernah.

Kelihatannya tidak masalah, namun jika dibiarkan bisa membuatnya memiliki kebiasaan berbohong hingga dewasa kelak.

Cara mengatasinya ajaklah berbicara, tanyakan kepadanya alasan dia berbohong. Katakan padanya, jika dia selalu berkata bohong, orang tidak akan percaya apapun dengan yang akan dikatakannya suatu hari nanti. (B)

Laporan: Wa Ode Rezki Nurdianti
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan