90% Sekolah di Sultra Siap Sambut Belajar Tatap Muka sesuai Panduan Kemendikbudristek dan Kemenang

  • Bagikan
Ilustrasi 4 menteri (SKB) dalam panduan PTM terbatas.
Ilustrasi 4 menteri (SKB) dalam panduan PTM terbatas.

Pandemi Covid-19 telah berlangsung setahun lebih. Sejak Maret 2020. Mulai saat itu, sekolah tatap muka ditiadakan diganti pembelajaran online. Dampaknya, siswa mulai bosan orang tua pun sudah gelisah. Maka pemerintah mengeluarkan panduan untuk pembelajaran tatap muka terbatas. Sekolah-sekolah di Sulawesi Tenggara pun siap menyambut itu.

SULTRAKINI.COM: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Agama (Kemenag)  telah meluncurkan panduan pembelajaran tatap muka (PTM) yang  merupakan alat bantu bagi guru dan tenaga kependidikan jenjang PAUDdikdasmen dalam memudahkan persiapan pelaksanaan PTM terbatas di Masa Pandemi COVID-19.

“Para pemangku kepentingan di bidang pendidikan memang membutuhkan panduan operasional yang akan memudahkan kita mempersiapkan dan melaksanakan PTM terbatas, sebagai turunan SKB Empat Menteri yang telah disepakati,” kata Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim di Jakarta, Kamis (3 Juni 2021).

Nadiem menyampaikan, dirinya memahami kekhawatiran yang dirasakan para pendidik dan orang tua terutama terkait kesehatan dan keselamatan. Namun, juga terdapat berbagai risiko dan dampak jangka panjang terutama bagi para peserta didik jika PTM terbatas tidak dilaksanakan.

“Kami memahami keinginan dari para pelajar agar PTM segera dimulai. Ini menunjukkan masih cukup banyak sekolah yang belum memberikan opsi PTM terbatas,” ujarnya.

Untuk itu, disarankan kepada satuan pendidikan yang berada di zona hijau serta guru dan tenaga pendidiknya sudah divaksin untuk segera melaksanakan PTM terbatas.

Sebab masa depan Indonesia sangat bergantung pada SDM-nya sehingga tidak ada tawar-menawar untuk pendidikan, terlepas dari situasi yang dihadapi.

“Dengan semua pertimbangan itulah kami mengupayakan agar pendidik dan tenaga kependidikan menjadi prioritas penerima vaksinasi COVID-19,” kata Nadiem.

Menutup pernyataannya, Nadiem berharap dalam melaksanakan PTM terbatas, panduan ini dapat disesuaikan dan dikembangkan berdasarkan kondisi sekolah pada daerah masing-masing.

Panduan tersebut dihadirkan sebagai upaya menerjemahkan keputusan bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Menteri Kesehatan (Menkes), Menteri Agama (Menag), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

Sementara itu Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikmudora) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara telah merencanakan PTM terbatas yang akan dimulai pada awal tahun ajaran 2021/2022.

“Tinggal menunggu rekomendasi dari pemerintah dan Satgas Covid-19,” jelas Kepala Dikmudora Kendari Makmur di Kendari, Jumat (4 Juni 2021).

Dijelaskan, semua sekolah di Kendari baik SD maupun SMP harus sudah dapate mempersiapkan diri untuk melaksanakan PTM, mulai dari protokol kesehatan, teknik pembelajaran, pengaturan peserta didik, termasuk surat izin dari orang tua siswa.

Setiap kelas harus diatur tidak lebih dari 20 orang setiap pertemuan.

Adapun orang tua yang masih ragu, boleh tidak mengizinkan anaknya masuk belajar tatap muka. Sekolah akan menyiapkan alternatif lain berupa pembelajaran lewat online.

Di sisi lain pihak sekolah pun telah siap menyambut PTM terbatas. SDN 85 Kendari misalnya telah siap secara teknis untuk membagi dua sesi kelas pembelajaran pada 569 jumlah muridnya.

“Kami akan bagi dua kelas, sesuai urutan nama di daftar absensi. Mereka digilir belajar 3 kali dalam sepekan,” jelas Kepala SDN 85 Kendari, Nahadeng kepada wartawan.

Catatan SultraKini.com sejak akhir tahun 2020 sebenarnya sudah 90 persen sekolah di Sultra mengusulkan sekolah tatap muka.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra, Asrun Lio saat itu menjelaskan secara keseluruhan mereka sudah menyatakan kesiapannya.

“Secara keseluruhan sekitar 90 persen sekolah di Sultra sudah menyatakan kesiapannya untuk PTM. Bahkan pihak sekolah juga telah melakukan simulai melalui video yang memperlihatkan kesiapan mereka dalam menerapkan protokol kesehatan,” jelas Asrun Lio seperti dikutip Kantor Berita Antara.

Menurut Asrun, sekolah yang pernah mengusulkan tatap muka itu diantaranya berasal dari Kota Baubau, Kolaka Utara, Kolaka Timur, Konawe Utara, Konawe Kepulauan, dan Bombana.

Editor: M Djufri Rachim

  • Bagikan