Abu Sayyaf Bebaskan Warga Kendari, Idawati : Suami Saya Pakai Baju Biru

  • Bagikan
Idawati menunjukan foto Suryansah, salah seorang ABK Kapal Brahma 12 yang disandra milisi Abu Sayyaf di Philipina Selatan.Foto:Jumadil Muslimin UHA/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM : KENDARI – Setelah sebulan lebih berada dalam penantian dan doa, akhirnya, Minggu (1/5/2016), Idawati dapat bernafas lega. Hal ini setelah Ia menerima informasi, bahwa suaminya, Suryansah yang sejak 26 Maret 2016 ditahan kelompok milisi Abu Sayyaf, telah dibebaskan.

 

Suryansah, merupakan satu dari 10 Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Brahma 12, yang dibebaskan dari drama pembajakan oleh kelompok milisi bersenjata asal Filipina Selatan itu. Pembebasan ini sendiri cukup berlangsung alot, setelah permintaan uang tebusan oleh abu Sayyaf sebesar Rp 14 miliar, ditolak pemerintah RI.

 

Kabar terkait pembebasan Suryansah ini sendiri, diterima oleh Idawati dari perusahaan tempat suaminya bekerja. \”Jam lima (sore) saya di hubungi oleh ibu mega dari perusahaan tempat suami saya bekerja, katanya semua ABK sudah di bebaskan,\” ujar Idawati menuturkan dengan bahagia pada SULTRAKINI.COM Minggu (01/05/16)

 

Selain itu, kabar tersebut juga Ia terima pemberitaan siaran TV nasional, pada hari yang sama. \”saya sudah lihat suami saya, dia pakai baju warna biru,\” tambah ibu rumah tangga yang beralamat di jalan Ade Nasution, Perumahan Bukit Kartika, Kelurahan Watubangga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari ini.

 

Tak hanya Idawati, kabar pembebasan Suryansah, juga disambut gembira oleh ke-duanya, yakni Adnansyah (8) yang masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar Neger (SDN) 7 Baruga dan Bebiansyah (6) kelas 1, di sekolah yang sama.

 

Dari penuturan Idawati, Ia terakhir kali melihat suaminya pamit berangkat berlayar pada Oktober 2015 lalu. Idawati mengaku kaget ketika mendengar bahwa suaminya menjadi salah satu korban penyandraan oleh kelompok separatis di Filipina Selatan . Atas musibah ini, Ia tidak kuasa menahan kesedihan. \”Apa lagi sewaktu saya nonton ada yang sampai di bunuh, disitu saya sampai tidak bisa tidur,\” kata Idawati.

 

Selama Suryansah dalam penyandraan, Idawati dan keluarga rutin menggelar doa bersama warga sekitar tempat tinggalnya, agar suaminya itu bisa pulang dengan selamat. Idawati juga mengaku menerima berbagai kunjungan, mulai dari pihak kepolisian, Kodim Kendari, serta pihak pengacara kelautan dari Akademi Maritim, tempat Suryansah menuntut ilmu.

 

Idawati juga menceritakan, selama ini Suryansah dikenalnya sebagai sosok yang penyayang dan perhatian kepada keluarganya,terutama kepada ke-dua anaknya serta ramah kepada warga sekitar.

 

Ketika dikonfirmasi apakah Idawati merasa trauma pasca musibah penyandraan yang menimpa suaminya, dengan tegar, Ia menjawab tidak sama sekali. Ia mengaku tidak bisa menahan hasrat berlayar suaminya itu. \”Soalnya dia itu jiwanya pelaut, jadi saya tidak bisa menahan,\” tambahnya

 

Menurutnya, setelah tamat dari sekolah akademi kemaritiman pada 2009. Suryansah telah berlayar hingga beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina dan China.

  • Bagikan