Ada Apa dengan MCA?

  • Bagikan
Yanti, S. Pd.Foto:ist

Oleh: Yanti, S. Pd

 

Zaman milenium saat ini, posisi media informasi dan teknologi (IT) dalam membentuk sebuah framing di tengah-tengah masyarakat sudah tidak asing lagi. Khususnya pengguna media sosial yang berasal dari semua kalangan.

Menurut ketua DPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) menduga ada dalang atau aktor yang sengaja membentuk kelompok family Muslim Cyber Army (MCA)‎ untuk menebarkan isu-isu provokatif. Bamsoet pun meminta jajaran Polri untuk mengungkap dalang dibalik kelompok family MCA. “Demi terjaganya ketentraman dan ketertiban umum, penegak hukum harus bertindak tegas terhadap anggota family MCA dan siapa saja yang mengorganisir kelompok ini,” kata Bamsoet saat dikonfirmasi Okezone, Kamis 1 Maret 2018.

Hal serupa juga dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengapresiasi Polri yang telah meringkus sindikat penyebar ujaran kebencian dan hoaks di media sosial, Muslim Cyber Army (MCA). MUI menilai MCA telah merusak kesucian Islam. “Dengan mencatut nama Muslim, MCA telah merusak dan menodai kesucian dan keluhuran ajaran Islam,” kata Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa’adi kepada Okezone, Kamis (1/3/2018). MUI telah mengeluarkan Fatwa Nomor 24 tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah melalui Media Sosial.

Ditambah lagi dari wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Sodik Mudjahid, mengungkapkan hal yang sama kepada tim Okezone, Rabu (28/2/2018) beliau merasa prihatin dengan adanya kelompok yang menyebarkan ujaran kebencian di media sosial. Kali ini, The Family MCA (Muslim Cyber Army), kelompok penyebar ujaran kebencian berhasil diungkap Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.

Menyelisik Framing Media

Sebagaimana dimaklumi bahwasanya pengguna media sosial saat ini hampir dari semua kalangan. Sehingga banyak pihak yang menggunakan media untuk membangun sebuah framing yang baik atau justru buruk yang ditunjukan kepada siapa saja yang mereka kehendaki. Entah itu pada musuh politik atau yang lainya. Misalnya pada kasus penangkapan tim MCA yang sengaja mereka sematkan kepada muslim dalam rangka membuat semakin menyudutkan Islam dan penganutnya.

Selain itu, upaya dari pihak-pihak yang membenci Islam dan orang-orang munafik yang bertopeng dengan simbol Islam, tentu untuk senantiasa membentuk stigma negatif terhadap Islam dan bagi para penganutnya yang semakin gencar mereka lakukan. Tujuanya tak lain untuk  membuat stigma negatif terhadap Islam. Terkait penagkapan tim MCA yang sengaja mereka sematkan kepada Islam, tentu dalam upaya agar nama Islam semakin buruk. Berbagai upaya telah mereka lakukan untuk mengkriminalisasi ajaran Islam, misalnya seperti Islam radikal,intoleran dan antikebinekaan dll. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk semakin membungkan suara kritis umat.

Sehingga sangat jelas, saat ini umat Muslim menjadi sasaran tembak program-program penyesatan opini dan diarahkan dalam upaya untuk meninggalkan identitas Islam dalam kehidupanya. Isu kebinekaan, radikalisme, intoleran dijadikan untuk senantiasa memojokan umat Islam. Bagi mereka umat Islam harus selalu ditekan, salah satu cara dengan menerbitkan UU IT.  Seolah-olah umat Muslim dilarang untuk menyampaikan ajarannya ditengah-tengah masyarakat Muslim. Seperti penggunakan kata “kafir”, mereka mengklaim hal itu merupakan ujaran kebencian. Padahal kata tersebut adalah sebutan dalam Al-Quran bagi orang-orang yang tidak mengimani Allah SWT.

Orang akan mudah untuk mengklaim suatu ungkapan bahwa dakwah sebagi ujaran kebencian. Betapa tidak, cakupan yang dapat dikategorikan sebagai hate speech menyangkut aspek suku, agama, ras, antargolongan (SARA). Selain itu, kaum muslim menjadi pihak yang selalu terpojokan. Mereka selalu melemparkan stigma buruk terhadap umat Muslim.

Menyikapi hal ini, umat secara umum dan khususnya para pengemban dakwah Islam untuk semakin yakin akan kebenaran Allah SWT. Agar senantiasa mengingat firman-Nya yang artinya, Mereka hendak memadamkan cahaya agama Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, sementara Allah tidak berkehendak selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak suka (9:32)

Aspirasi umat yang kritis harus dibatasi sehingga kepentingan para kelompok sekuler dan liberal atau kelompok pembenci Islam tidak terganggu. Bahkan, upaya-upaya pembungkaman suara-suara kebenaran umat kerap dilakukan. Mulai dari pemblokiran situs-situs media Islam, penagkapan jurnalis Muslim. Mereka selalu berupaya mencari cara untuk kemudian semakin menyududutkan Islam melalui berbagai media corong rezim kapitalis.

Hal ini tentu merupakan salah satu strategi penjajah untuk senatiasa melumpuhkan kesadaran politik umat. Sebagaimana yang pernah dilakukan presiden Amerika Barak Obama, dalam konferensi yang digelar di Negara tersebut, mengumpulkan para pemimpin-pemimpin negeri Islam untuk membahas bagaimana cara-cara mengatasi fenomena ekstrimisme yang senatiasa ditujukan kepada para pejuang Islam yang jelas menolak paham-paham yang bertentangan dengan Islam.

Oleh sebab itu, jelas sekali permusuhan yang dilontarkan negera-negara barat dan sekutunya terhadap umat Islam. Melalui agen penguasa yang tunduk di bawah kaki Negara adidaya. Pemerintah menjalankan proyek itu dengan sepenuh hati. Tidak hanya menumpas kesadaran politik umat, bahkan penguasa juga mendorong upaya deradikalisasi yang massif dalam rangka menyelamatkan ideologi kufur yang berasal dari sekularisme barat.

Begitu banyak hal yang telah terjadi di negeri kita.  Bahkan dari sebuah ketidakadilan yang telah dialami  oleh kaum Muslim yang merupakan umat mayoritas di negeri ini. Dimana kitabnya dilecehkan, ulamanya dikriminalisasi, simbol-simbol Islam  dilarang dan banyak hal lagi. Apakah dari sekian banyak kasus yang melanda umat mendapatkan sebuah keadilan dari pihak yang berwenang? Tentu saja jawabannya telah kita ketahui. Bahkan ketika ada umat yang berusaha menyuarakan aspirasinya dan mengkritis kebijakan yang tidak sesuai, malah justru dibungkam dengan UU ITE dan juga perpu ormas.

Wahai umat Islam tidakkah kita mengambil pembelajaran dari setiap problem yang menimpah umat saat ini? Dari semua yang terjadi di negeri tercinta ini, seharusnya kita tetap dan terus konsisten dalam menyerukan kebenaran Islam. Berbagai halangan dan rintangan yang kita hadapi seharusnya semakin menyadarkan akan bahaya dan kerusakan atas penerapan hukum yang bukan berasal dari pemilik alam semesta ini, yakni Allah SWT. Dan senatiasa menguatkan diri untuk kuat menghadapi berbagai rintangan dan konspirasi yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam dan kaum munafik yang bertopeng atas nama Islam. Wallahu’alam bisshawab.

 

 

(Praktisi Pendidikan Konawe)

  • Bagikan