SULTRAKINI.COM: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) melaporkan bahwa pada Kamis (21 Oktober 2021) akan menjadi puncak hujan meteor Orionid. Masyarakat di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) juga bisa menyaksikan fenomena hujan meteor ini dengan mata biasa.
Dinamai meteor Orionid berdasarkan titik radian atau titik asal munculnya hujan meteor yang terletak di konstelasi Orion. Sedangkan Orion berasal dari sisa debu komet Halley yang mengorbit matahari setiap 76 tahun sekali.
Peneliti Pusat Sains dan Antariksa Lapan, Andi Pangerang, menjelaskan hujan meteor Orionid sebetulnya sudah aktif sejak 2-7 Oktober 2021. Puncaknya bisa disaksikan pada 21 Oktober dengan waktu pukul 18.00 WIB/19.00 Wita/20.00 WIT.
“Dengan ketinggian titik radian kulminasi antara 63-79 derajat untuk Indonesia dan intensitas maksumum 15 meteor perjam di zenit. Hujan meteor Orionid dapat disaksikan di seluruh Indonesia dengan intensitas antara 13-14 meteor perjam sejak malam sebelumnya (20/10) pukul 23.00-05.00 waktu setempat dari arah timur-timur laut hingga utara-barat laut,” jelas Andi dilansir dari Edukasi Lapan, Kamis (21/10/2021).
Selain Orionid, hujan meteor Eta Aquarid yang terjadi di awal Mei juga berasal dari sisa debu komet Halley.
Hujan meteor ini merupakan satu di antara hujan meteor lain yang dinantikan setiap tahun, selain Leonid, Lyrid, dan Perseid.
Editor: Sarini Ido
