Agenda Mencari Jejak yang Membuat Peserta Pramuka Tersesat sudah Sempat Diperingatkan

  • Bagikan
Kondisi anggota pramuka SMPN 2 Kolaka pascatersesat di hutan Kolaka. (Foto: Dok.SULTRAKINI.COM)
Kondisi anggota pramuka SMPN 2 Kolaka pascatersesat di hutan Kolaka. (Foto: Dok.SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KOLAKA – Sontak Muh Rifal mengisap tangan Andi Asnella Syifa yang terluka. Upaya pertolongan itu dilakukannya demi menyelamatkan rekannya itu, usai dipatuk ular dua kali.

Belum jelas ular yang menyerang Andi berbisa atau tidak. Namun Rifal telah melakukan tindakan pertolongan.

Muh Rifal dan Andi Asnella Syifa merupakan siswa SMPN 2 Kolaka yang sedang mengikuti kegiatan kepramukaan. Kegiatan dua kali setahun ini, diikuti keduanya bersama 19 siswa lainnya termasuk satu orang pembina pramuka di Bumi Perkemahan Kea-kea, Kelurahan Mongolo, Kecamatan Latambaga, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Rombongan pramuka ini berangkat pada Minggu (10 Februari 2019) sekitar pukul 08.00 Wita. Dalam agendanya, para siswa akan masuk hutan atau kegiatan ‘Mencari Jejak’.

Sebelum insiden, peserta pramuka hendak berpindah tempat yang kebetulan berjalan menanjak, mendaki bukit dengan bantuan seutas tali terkait di pohon. Tali memang disediakan pembina pramuka guna membantu pesertanya bergerak karena kelelahan. Tetapi apa yang terjadi? Andi tiba-tiba jatuh akibat diserang ular.

“Waktu kita menanjak di bebatuan, lalu berpegangan di tali yang dikaitkan ke pohon oleh pembina. Teman yang bernama Andi Asnella Syifa tiba-tiba digigit ular sebanyak dua kali, dan terjatuh. Sontak teman saya yang lain, Muh Rifai menyelamatkan dengan cara menghisap luka bekas gigitan ular di lengan sebelah kanannya,” jelas Ummi Kalsum, siswi SMPN 2 Kolaka sekaligus terlibat di kegiatan itu, Senin (11/2/2019).

(Baca: Rombongan Pramuka yang Tersesat di Hutan Kolaka, Seorang Pesertanya Dipatuk Ular)

Agenda Mencari Jejak kabarnya dilakukan peserta bersama pembinanya, Suharjono dengan bantuan peta dari ponsel milik pembinanya. Sejumlah obat atau P3K juga dibawa dalam rombongan pramuka tersebut.

“Pembina saya pada saat itu tidak memakai GPS atau alat navigasi lain, tetapi hanya menggunakan aplikasi peta lewat handphone, akhirnya kita berputar-putar dan akhirnya tersesat,” katanya.

Dijelaskan Kepala SMPN 2 Kolakam Abbas, sebelum tersesat-Suharjono memberikan pengajaran tentang Mencari Jejak kepada 21 siswanya. Praktik belum tuntas dikerjakan, Suharjono menyadari rombongannya tersesat dan segera menghubungi Basarnas Kolaka untuk meminta bantuan.

“Mereka ini awalnya melakukan praktik mencari jejak, pembina saat itu membawa peralatan darurat, seperti parang dan lain-lain. Sebelumnya memang sudah diperingatkan oleh pembina yang lain, supaya tidak melanjutkan kegiatan tersebut, tetapi tetap dilanjutkan, akhirnya tersesat di air terjun kedua itu,” ucap Abbas, Senin (11/2/2019).

Menurutnya, kejadian tersesatnya siswa tersebut banyak kejadian mistis yang dialami peserta.

“Antara jam 6 dan jam 7 (malam) itu pada saat pencarian oleh tim gabungan Basarnas memakai senter, menurut keterangan siswa mereka lihat cahaya senter itu, malah berteriak, tapi seakan-akan ada tirai pembatas di situ, akhirnya tak terlihat dan juga tak terdengar,” tambah Abbas.

Para siswa dan pembina pramuka SMPN 2 Kolaka ditemukan tim Basarnas dan TNI-Polri pada Senin (11/2) sekitar pukul 03.00 Wita.

Hasil evakuasi diketahui, 14 orang di antaranya diserahkan ke pihak keluarga. Sementara tujuh orang lainnya dirawat di Rumah Sakit Benyamin Guluh Kolaka.

Informasi sampai pukul 14.12 Wita, tiga siswa sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit, yakni Andi Asnella Syifa, Lisna Alisanti, dan Muh Fadil. Sedangkan Muh Rifai, Umi Kalsum, Fadila Paramanandi, dan Aliya Rahmadani Safrika masih dirawat intensif.

Perawatan medis peserta pramuka tersebut ditanggung Pemda Kolaka.

(Baca juga: Pascaevakuasi, Pihak RS Perbolehkan Pulang Anggota Pramuka yang Tersesat di Hutan)

Laporan: Zulfikar
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan