Aih.. Catatan Ekspor Sultra Melorot Hingga 75 Persen

  • Bagikan
Pelabuhan kontainer sudah beroperasi di Kabupaten Kolaka, namun masih sebatas melayanai perdagangan dalam negeri, belum merambah pasar ekspor-impor. (Foto: dok/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra mencatat, presentase nilai ekspor di Sulawesi Tenggara bulan Januari 2016 turun signifikan hingga 75 persen jika dibandingkan dengan catatan ekspor Desember 2015. Untuk Januari 2016, nilai ekspor tercatat hanya sebesar 7,35 juta dolar AS, sedangkan Desember 2015 mencapai 30,04 juta dolar AS.Dijelaskan Kepala BPS Sulawesi Tenggara, Atqo Mardianto dalam rilis data bulanan BPS, Kamis (3/3/2016), penurunan ini tercatat baik untuk ekspor langsung maupun tak langsung.\”Untuk ekspor langsung pada Desember 2015 tercatat sebesar 18,25 ribu ton dengan nilai 13,47 juta dolar, sedangkan Januari hanya 2,02 ribu ton dengan nilai 4,50 juta dolar,\” jelasnya.Sedangkan untuk ekspor tak langsung, pada Desember 2015 tercatat sebesar 7, 32 ribu ton dengan nilai 16,57 juta dolar AS. Untuk Januari 2016 hanya sebesar 1,31 ribu ton dengan nilai 2,85 juta dolar AS.Pada Januari 2016, komoditas besi dan baja masih mendominasi nilai ekspor dengan catatan sebesar 6,29 juta dolar AS atau menguasai 85,70 persen. Selain itu disusul komoditas ikan dan udang dengan 1,04 juta dolar AS atau sebesar 14,09 persen dari total ekspor.Negara tujuan ekspor yaitu Korea Selatan memegang catatan tertinggi dengan 4,34 juta dolar AS, disusul India dengan 1,29 juta dolar AS dan selanjutnya China dengan angka dibawah 1 juta dolar AS.

Sultra 100 Persen Impor dari SingapuraBerdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara, negara Singapura menguasai 100 persen komoditas impor pada Januari 2016.Untuk komoditas, jenis bahan bakar mineral merupakan produk yang tercatat diimpor dari negara tersebut dengan besaran senilai 5,79 juta dolar AS. Disampaikan Kepala BPS Sulawesi Tenggara, Atqo Mardianto, hal tersebut dikarenakan pada Januari tidak ada impor selain yang berasal dari Singapura.\”Jadi dalam bulan Januari 2016, hanya negara Singapura yang tercatat melakukan impor ke Sultra, tidak ada dari negara lain,\” jelasnya.Dari data BPS Sultra, volume impor Sultra di Januari 2016 sebesar 12,63 ribu ton. Volume ini lebih rendah jika dibandingkan dengan catatan Desember 2015 sebesar 74,15 ribu ton atau senilai 31,50 juta dolar AS.\”Nilai impor ini juga turun signifikan hingga 81,82 persen jika dibandingkan dengan Desember 2015,\” jelas Atqo Mardianto.Editor: Gugus Suryaman

  • Bagikan