SULTRAKINI.COM: KOLAKA – Sejumlah warga yang bermukim di Perumahan Nasional Kelurahan Lalombaa, Kecamatan Kolaka, Kabupaten Kolaka keluhkan pasokan air mandek dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Kondisi demikian berlangsung seminggu lamanya.
Mandeknya pasokan air bersih ke rumah-rumah warga, membuat mereka harus membeli air sendiri dari jasa penjual air atau meminta air ke rumah tetangga.
“Sudah satu minggu ini belum mengalir, setiap habis, saya beli lagi air tower, sementara harus tetap membayar tiap bulan, seharusnya sebelum ada pemadaman air ada penyampaian dari pihak PDAM, supaya kita tahu, kalau begini kita tidak puas pakai air, tentunya sebagai konsumen kita dirugikan,” ujar RK, seorang warga di BTN Perumnas Blok A Kelurahan Lalombaa, Sabtu (16/3/2019).
Kondisi serupa juga dirasakan ET (26), warga Perumnas. Selain harus membeli air untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, dirinya berharap pihak PDAM segera memberikan solusi dari mandeknya pasokan air tersebut.
“Solusi sementara cuman siapkan uang untuk beli air tower dari pada kekeringan,” ucapnya.
Menjawab keluhan warga, Kepala Bagian Teknik PDAM Kolaka, Herman, mengaku pasokan air mandek disebabkan pipa transmisi rusak dan sementara menunggu alatnya dari Makassar. Namun pihaknya berjanji segera memberikan solusi alternatif sembari menunggu peralatan tersebut.
“Kalau alatnya sudah tiba, kita langsung pasang pada saat itu juga,” terang Herman kepada Sultrakini.com, Sabtu (16/3/2019).
“Untuk menanggulangi kekurangan air ini, kita gunakan alternatif lain. Jadi hari ini pasokan air ke kota kita akan alihkan sementara ke Perumnas Lalombaa. Besoknya di wilayah lain lagi begitu seterusnya. Saya sudah tanya operator, hari ini kita usahakan sudah bisa mengalir untuk wilayah Perumnas Lalombaa,” sambungnya.
Informasi dihimpun Sultrakini.com, wilayah terdampak mandeknya pasokan air bukan hanya di daerah Perumnas Lalombaa. Wilayah lain, misalnya Jalan Alam Mekongga, Pasar Raya Mekongga, Jalan Pancasila, dan by pass Kota Kolaka turut berimbas kerusahan pipa PDAM.
Laporan: Zulfikar
Editor: Sarini Ido
