Aksi Protes Tingginya Harga BBM di Wakatobi Berakhir Ricuh, Anak Buah Bupati jadi Korban

  • Bagikan
Kericuhan terjadi saat aksi penolakan tingginya harga BBM di Wakatobi. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)
Kericuhan terjadi saat aksi penolakan tingginya harga BBM di Wakatobi. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Lembaga Advokasi Hak Asasi Manusia (Leadhan) Internasional meminta pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Wakatobi mengambil langkah tegas tentang tingginya harga BBM berakhir ricuh, Rabu (25 Mei 2022).

Kericuhan itu terjadi saat Bupati Wakatobi Haliana saat menemui masa aksi yang melakukan demonstrasi di depan kantor Bupati Wakatobi.

Pantauan awak media ini, kericuhan bermula saat salah seorang demonstran ambil ancang-ancang melempar batu kecil ke arah kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Wakatobi, Safiuddin, memicu anak buah Bupati Wakatobi (mantan sopir saat Pilkada dan sopir mobil Patwal Bupati) La Maman mencoba membela Kadis, terjadilah aksi saling dorong.

Dari situ, masa aksi ramai-ramai mengejar anak buah Bupati Wakatobi, namun segera dilerai dan diamankan oleh Polisi dan Satpol-PP.

Akibat amukan demonstrasi yang terdiri dari aktivis dan nelayan tersebut anak buah Bupati dan satu anggota Satpol-PP terjatuh.

Saat kericuhan berlangsung Bupati Wakatobi Haliana langsung diamankan oleh sejumlah Satpol-PP namun ia tetap berada lokasi demo.

Korlap Aksi, Roziq mengatakan, kericuhan itu merupakan bentuk keseriusan mereka untuk meminta Pemda Wakatobi agar dapat mengatasi tingginya harga BBM di Wakatobi.

“Jika dalam waktu satu Minggu persoalan ini belum selesai maka kami dari Leadhan internasional akan melakukan aksi lanjutan,” ungkapnya.

Salah seorang orator aksi, Satria, meminta Bupati Wakatobi untuk segera mengarahkan seluruh instansi terkait turun lapangan mencari dan menemukan apa penyebab terjadinya langkaan dan mahalnya BBM jenis solar, Pertalite, Pertamaks, dan minyak tanah di Wakatobi.

“Berikan sanksi kepada APMS yang menjual BBM diatas harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” ucapnya.

Menanggapi tuntutan pendemo, Bupati Wakatobi, Haliana menginstruksi Kadis Perindag Wakatobi untuk segera memanggil seluruh penanggungjawab APMS yang ada di Wakatobi untuk menanyakan jumlah kuota solar subsidi untuk nelayan.

Menurutnya, saat ini belum ada SPBU khusus nelayan di Wakatobi sehingga solar untuk nelayan ditempatkan di APMS yang ada.

Haliana menjelaskan, pengambilan BBM jenis Pertalite di depot Pertamina tidak sama seperti dulu, dimana sekarang pengambilan Pertalite sudah dibatasi.

Harga BBM jenis pertalite mencapai Rp 20 ribu per 1,5 liter, pertamax Rp 20 ribu per 1,3 liter, dan solar subsidi Rp 175 ribu hingga Rp 200 ribuh per cerigen 20 liter. Padahal harga BBM yang ditetapkan oleh pemerintah pusat perliternya yaitu, pertalite Rp 7.650, pertamax Rp 12.750 dan solar subsidi Rp 5.150 per liter. (B)

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan