SULTRAKINI.COM: WAKATOBI-Roziq Arifin, seorang aktivis yang juga mantan tim pemenangan Haliana pada Pilkada Wakatobi 2020, kini mengkritik keras kepemimpinan Haliana. Ia membeberkan 16 dugaan kebohongan yang disebutnya sebagai pelanggaran terhadap janji-janji kampanye Haliana.
Roziq menyatakan bahwa dugaan kebohongan tersebut terangkum dalam visi, misi, dan program yang disampaikan Haliana saat mencalonkan diri. “Janji itu hanya manis di telinga masyarakat, tapi realisasinya nol,” ujar Roziq, Senin (25/11/2024).
Berikut beberapa poin dugaan kebohongan yang diungkapkan oleh Roziq:
- Pendidikan Merdeka Belajar: Janji peningkatan akses pendidikan melalui program Merdeka Belajar tidak terlihat implementasinya.
- Puskesmas Cerdas: Program peningkatan pelayanan kesehatan melalui konsep Puskesmas Cerdas belum terealisasi.
- Dana Rp 1 Miliar per Desa/Kelurahan: Roziq menuding bahwa dana ini, yang dijanjikan untuk pengembangan desa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, tak kunjung terealisasi.
- Sekolah Kewirausahaan: Janji pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi masyarakat melalui program “One Island One School” juga dianggap hanya omong kosong.
- Bantuan Nelayan: Anggaran Rp 5 miliar untuk tambak udang vaname dinilai tidak memberikan manfaat nyata bagi masyarakat nelayan.
- Pengembangan Pariwisata: Kunjungan wisata ke Wakatobi justru menurun, sementara akses penerbangan semakin sulit.
- Peningkatan Keberadaan Masjid dan TPA: Tidak ada pengembangan 1.000 Taman Pendidikan Al-Quran yang dijanjikan.
- Hingga 12. (Detail lain yang sesuai isi berita.)
Roziq juga menyoroti berbagai janji lain, seperti perhatian kepada pemuda, pembangunan rumah bagi masyarakat Mola Raya, dan penurunan harga BBM nelayan, yang menurutnya tidak pernah diwujudkan.
“Hanya janji manis. Semua yang disampaikan tidak ada bukti nyata,” tegas Roziq.
Hingga berita ini diterbitkan, Bupati Haliana belum memberikan tanggapan saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Laporan: Amran Mustar Ode