Ancaman DBD Saat Penghujan, Warga Wakatobi Diimbau Bersihkan Lingkungan

  • Bagikan
Kepala Dinas Kesehatan Wakatobi, Muliaddin. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)
Kepala Dinas Kesehatan Wakatobi, Muliaddin. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Dinas Kesehatan Kabupaten Wakatobi mengimbau masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satunya pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan masing-masing.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wakatobi, Muliaddin, menjelaskan musim penghujan berpotensi penyakit demam berdarah dengue. Masyarakat perlu berperan membersihkan lingkungannya masing-masing atau 3M Plus sebagai upaya pencegahan DBD.

Cara fogging dan larvasida memang satu di antara tindakan pencegahan DBD. Namun kata Muliaddin, tindakan demikian perlu tenaga khusus, biaya cukup besar dengan hasil kurang maksimal. Lagi pula hal itu mengurangi peran masyarakat dalam memperhatikan kesehatan lingkungannya.

Di satu sisi, racun yang dihasilkan dari fogging berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Apabila terus menerus diaplikasikan, juga berakibat nyamuk menjadi kebal.

“Kedua bahan kimia tersebut merupakan bagian dari bahan kimia insektisida, setiap insektisida merupakan bahan toksik/racun tidak saja bagi nyamuk/serangga, tetapi racun bagi tubuh manusia,” jelas Muliaddin, Kamis (31/1/2019).

Peran masyarakat pemberantasan sarang nyamuk tentunya ramah lingkungan, mengedukasi, dan hemat biaya.

Dinas Kesehatan Wakatobi berharap, masyarakat mengaktifkan kembali kelompok kerja operasi penanggulangan DBD tingkat RT/RW, desa/kelurahan di wilayah setempat.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, langkah pemberantasan sarang nyamuk atau (PSN) bisa dilakukan dengan 3M Plus, yakni Menguras penampungan air, Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, dan Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi tempat berkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan, seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; menggunakan kelambu saat tidur; memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; menanam tanaman pengusir nyamuk; mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

Terkait kasus DBD di Wakatobi sepanjang 2018, Miliaddin beralasan belum merampungkan data tersebut. Tetapi informasi diperoleh Sultrakini.com, khusus di Januari 2019, sekitar 15 orang pasien DBD dirawat di RSUD Wakatobi.

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan