SULTRAKINI.COM: KENDARI–Angka pengangguran di Kota Kendari menjadi salah satu masalah krusial yang perlu segera ditangani. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara, tingkat pengangguran di ibu kota provinsi ini mencapai 5,18 persen, yang merupakan angka tertinggi di wilayah Sultra. Salah satu wilayah yang menyumbang angka pengangguran tersebut adalah Kecamatan Abeli, termasuk Kelurahan Tobimeita, yang sebagian besar warganya bergantung pada sektor jasa.
Kelurahan Tobimeita, sebagai daerah suburban atau pinggiran kota, menghadapi berbagai tantangan ekonomi. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Tobimeita, La Ode Nawir, mengungkapkan kepada Calon Gubernur Sultra Tina Nur Alam bahwa pengangguran merupakan masalah utama yang dihadapi warga. “Di wilayah kita ini, masalah utama adalah pengangguran. Banyak warga usia produktif, tapi lapangan pekerjaan tidak ada, jadi hanya menganggur,” ujar La Ode Nawir saat berdialog dengan Tina Nur Alam, Sabtu (21/9/ 2024).
Tingginya angka pengangguran di Tobimeita bukan hanya mencerminkan kondisi lokal, tetapi juga mencerminkan tantangan yang dihadapi di seluruh Sulawesi Tenggara. Meskipun ekonomi Sultra terus bertumbuh, banyak daerah pinggiran yang kesulitan menciptakan lapangan kerja yang memadai, terutama di sektor non-formal seperti jasa dan perdagangan. Tantangan ini diperparah dengan kurangnya akses modal bagi warga yang ingin memulai usaha sendiri.
Merespons kondisi ini, Tina Nur Alam, yang berpasangan dengan La Ode Muhammad Ihsan Taufik Ridwan sebagai Calon Wakil Gubernur, mengungkapkan komitmennya untuk membuka 100 ribu lapangan kerja baru di berbagai sektor. “Kami akan membuka lapangan kerja untuk semua sektor, tidak hanya di industri besar, tapi juga di sektor industri rumahan dan berbasis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), agar setiap warga bisa memilih sesuai dengan keahlian dan kebutuhan mereka,” ujar Tina Nur Alam.
Tina juga menekankan pentingnya akses modal untuk membantu masyarakat, terutama perempuan dan ibu rumah tangga, agar mereka dapat memulai usaha sendiri. “Bagi yang ingin membuka usaha sendiri, nanti kita berikan akses modal tanpa agunan untuk pelaku usaha, para perempuan, dan ibu rumah tangga. Ini akan membantu mereka menjadi lebih mandiri secara ekonomi,”ujar Tina.
Program penciptaan lapangan kerja ini merupakan salah satu dari sejumlah program unggulan yang diusung dalam visi ‘Bahteramas Berlayar Kembali,’ yang digagas bersama dengan LM Ihsan Taufik Ridwan. Selain menciptakan lapangan kerja, Tina Nur Alam juga merencanakan program beasiswa Bahteramas Cerdas, layanan kesehatan gratis, dan peningkatan dana block grant hingga Rp 300 juta per desa dan kelurahan.
Persoalan pengangguran yang tinggi memang membutuhkan solusi yang komprehensif. Tidak hanya melalui penciptaan lapangan kerja, tetapi juga peningkatan keterampilan dan akses modal. Salah satu warga Tobimeita, Asriadi, menyatakan dukungannya terhadap program yang diusulkan Tina. “Kami yakin dengan program Ibu Tina, terutama soal lapangan kerja dan bantuan modal. Kami di sini butuh akses untuk bekerja dan berusaha,” ujarnya.
Kepercayaan publik terhadap keluarga Nur Alam, yang dikenal memiliki komitmen besar dalam membangun Sultra selama dua periode kepemimpinan Nur Alam sebagai gubernur, turut menjadi faktor penting. Nur Alam, yang dijuluki sebagai Bapak Pembangunan Sultra, dikenal melalui program Bahteramas yang memberikan dampak signifikan bagi pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat. Kini, Tina Nur Alam melanjutkan semangat tersebut dengan mengusung Bahteramas Berlayar Kembali untuk membawa perubahan yang lebih besar bagi Sulawesi Tenggara.
Dengan komitmen kuat Tina Nur Alam dalam membuka akses lapangan kerja, warga berharap angka pengangguran yang tinggi dapat ditekan secara signifikan. “Ibu Tina adalah pemimpin yang mau mendengar dan memberikan solusi nyata. Kami yakin, di bawah kepemimpinan beliau, masalah pengangguran di sini bisa terselesaikan,” ujar Asriadi, penuh harapan.