Antisipasi Virus Corona, Mahasiswa Desak Imigrasi Stop Penerimaan TKA China

  • Bagikan
Hearing antara Aliansi Mahasiswa Sultra dengan Humas Imigrasi Kelas I Kendari tentang pencegahan virus corona, Kamis (30/1/2020). (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Aliansi Mahasiswa Sulawesi Tenggara Menggugat (ALIMASI) melakukan unjuk rasa di Kantor Imigrasi Kelas I Kendari,, Kamis (30/1/2020).Mereka mendesak pihak Imigrasi agar mengantisipasi penyebaran virus corona dengan menghentikan sementara penerimaan tenaga kerja asing (TKA) asal China di Sultra.

Aliansi mahasiswa meminta penghentian sementara penerimaan TKA secepatnya dilakukan, utamanya di dua perusahaan tambang di Sultra yakni PT. VDNI dan PT. OSS yang diduga banyak terdapat pekerja asing.

Jenderal Lapangan Aliansi Mahasiswa Menggugat, Sahir Barakati, mengatakan banyaknya penyebaran virus corona saat ini di khawatirkan jangan sampai wabah tersebut juga masuk ke Indonesia khususnya di wilayah Sulawesi Tenggara melalui tenaga kerja asing yang setiap saat masuk ke Bumi Anoa ini.

“Data Kementerian Hukum dan HAM Sultra mencatat per Agustus 2018 ada 1.089 TKA, data terakhir April 2019 tercatat 2.500 orang TKA asal Negeri Tirai ambu beraktivitas di wilayah mega industri Konawe terutama di PT. Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT. Obsidian Stanless Stell (OSS),” ungkap Sahir Barakati.

Untuk itu, katanya, Pemerintah Sultra perlu melakukan langkah antisipatif untuk memonitoring dan memeriksa para TKA asal China.

Aliansi mahasiswa Sultra juga mendorong Pemprov Sultra agar segera memoratorium mobilisasi tenaga kerja asing asal Tiongkok dan para TKA yang sudah terlanjur berada di Bumi Anoa untuk diperiksa secara khusus. Sebab perlindungan terhadap nyawa warga Sultra jauh lebih utama ketimbang membebaskan masuknya pekerja asal China atas nama Investasi.

“Maka untuk itu, Pemda Sultra harus tegas untuk mengingatkan kepada seluruh perusahaan pertambangan yang beroperasi di wilayah Sultra untuk menghentikan rekruitmen TKA asal China mengingat penyebaran virus corona tersebut semakin tidak terkendali,” ucapnya.

Sahir juga menambahkan, menurut informasi yang dihimpunnya hingga kini di Kota Wuhan Provinsi Hubei, China, sampai 28 Januari 2020 sudah menyebabkan 132 orang tewas dan 3.515 orang telah terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona.

“Sampai saat ini virus tersebut telah menyebar ke 16 negara termasuk wilayah Asia Tenggara. Untuk itu jangan sampai virus yang mematikan ini juga menyebar di Sultra,” tegasnya.

Humas Imigrasi Kelas I Kendari, A. Lukito, mengatakan bahwa terkait pencegahan virus pihaknya sudah berkoordinasi dengan imigrasi pusat, termasuk pihak-pihak instansi terkait bahwa tidak ada lagi penambahan TKA, tinggal mendayagunakan tenaga yang sudah terlanjur ada.

“Kita minta perusahaan itu, manfaatkan, mendayagunakan atau semaksimal saja dulu tenaga yang sudah ada sekarang, sampai betul-betul kondisi ini membaik,” kata Lukito.

Bukan itu saja, Imigrasi juga terus memantau perkembangan tenaga kerja asing di Sultra yang hendak pulang ke negerinya. Namun sejauh ini, katanya, secara administrasi belum ada laporan dari perusahaan pertambangan yang tenaga kerajanya berakhir masa kontraknya untuk pulang maupun secara individual melaporkan izin pulang.

“Biasanya kalau TKA itu mau pulang, perusahaan bisa melaporkan sebelum pulang maupun setelah mereka pulang tiba di negerinya, itu bisa dilakukan dan kita tinggal tindaklanjuti melalui sistem. Tapi biasanya, begitu mereka datang sudah ada dengan izin pulangnya, satu paket,” jelasnya.

Biasanya, lanjut Lukito, di bulan ini, banyak TKA yang pulang ke negerinya, apalagi ada Imlek. Tapi kenyataannya justru terbalik. Dia menduga kemungkinan juga ada ke khawatiran para TKA.

“Biasanya bulan-bulan seperti sekarang ini waktunya untuk pulang, karenakan masa kontraknya itu cuman enam bulan, tapi faktanya tidak ada malah berkurang sampai Desember kemarin,” tambahnya.

Untuk mengantisipasi wabah virus, pihak juga telah berkoordinasi dengan pihak kesehatan untuk melakukan pemeriksaan. Apalagi, misalnya jika ada yang terdeteksi terdampak maka sudah disiapkan langkah-langkah penanganan medis.

“Semisal mungkin jika sewaktu-waktu kalau ada yang terdeteksi kita juga pasti akan laporkan di pusat. Makanya itu koordinasi dengan pihak-pihak lain pasti kita lakukan,” bebernya.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan