Arhawi: Mundur Sebagai Kader, Keputusan PAN Tak Reformis

  • Bagikan
Arhawi selaku ketua DPD PAN Kabupaten Wakatobi yang akan mengundurkan diri. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Pernyataan mundur dari DPD PAN Kabupaten Wakatobi, Arhawi, dilakukan bukan tanpa alasan. Sebab, dinilainya kepengurusan PAN saat ini dibawah kepemimpinan Abdul Rahman Saleh selalu Ketua DPW PAN Sultra bersama Adriatma Dwi Putra sebagai Sekertaris DPW PAN sungguh berbeda jauh dari kepengurusan sebelum di kala itu.

Arhawi membenarkan adanya pengunduran dirinya tersebut dari DPD PAN Wakatobi. Suratnya secara resmi ditandatangani tertanggal 21 Februari 2018. Surat bermaterai ini akan diserahkan ke sekretariat DPW PAN pada 26 Februari, kemudian ke DPP.

Dia mengaku telah lama merencanakan hal tersebut. Sebab kata dia, partai berlambang matahari ini beberapa cara pengambilan keputusan dalam organisasi ditingkat DPW tik lagi mencerminkan sikap partai yang reformasi seperti selama ini didengungkan sebagai partai yang lahir diera reformasi.

“Seperti proses pengambilan keputusan untuk mengganti ketua DPW, seharusnya itu harus direncanakan, harus dirapatkan, sesuai dengan mekanisme proses pengambilan keputusan dalam organisasi PAN, tapi yang terjadi pada saat itu adalah proses pengambilan keputusan yang sifatnya mendadak dan tidak mencemari sifat yang reformis. Misalnya pergantian ketua DPW yang dilakukan di bandara udara Haluoleo, itu menurut saya sangat tidak mencerminkan pengambilan keputusan di PAN,” ucap Arhawi kepada SultraKini.Com ditemui di kediamannya, Minggu (25/2/2018).

Dirinya, menilai, itulah yang membuat adanya kegelisahan dalam internal PAN di Sultra. Bahkan, dirinya membandingkan, selama dipimpin oleh Nur Alam, PAN sangat sukses, karena didalamnya menggunakan pola-pola kekeluargaan, kemudian mengedepankan pola pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh kader partai baik ditingkat kabupaten maupun diranting.

“Hari ini sangat berbeda, katakan dalam menghadapi agenda Politik 2018 seperti saat ini, saya nda tahu kalau kabupaten lain, tapi khusus Wakatobi saya selaku ketua DPD, tidak pernah dilibatkan dan terkonfirmasi atau disurati untuk menghadiri undangan di DPW untuk membicarakan pemilihan gubernur,” katanya.

“Beda di zaman Nur Alam dulu, dua tahun sebelum maju sebagai calon gubernur, mereka sudah hampir setiap saat memanggil kader-kader partai di setiap daerah untuk membicarakan sekaligus meminta kesiapan kader tentang keinginanya maju sebagai calon gubernur, sehingga kita di daerah sangat siap, itu langkah yang sangat positif, jadi kader memiliki tanggung jawab untuk memfasilitasi calonnya ketika berkeinginan untuk melakukan kegiatan sosialisasi, hari ini tidak terjadi,” tambah.

Hal tersebut, menjadikan dirinya untuk mundur sebagai ketua DPD PAN Wakatobi mapun kader sekalipun. Namun, ia belum menentukan sikap d ipartai mana dirinya akan berlabuh, tetapi akan fokus pada tugasnya sebagai bupati melaksanakan tugas-tugas pemerintahan.

“Saya akan fokus dulu di tugas-tugas pemerintahan,” jelasnya.

 

Laporan: Hasrul Tamrin

  • Bagikan