AS Tamrin dan Ahmad Monianse Minta FKUB Tanamkan Nilai PO5 Sejak Dini

  • Bagikan
Wali Kota Baubau, AS Tamrin saat menandatangani resolusi keumatan untuk Indonesia rukun Tahun 2021 (Foto Aisyah Welina/SULTRAKINI.COM)
Wali Kota Baubau, AS Tamrin saat menandatangani resolusi keumatan untuk Indonesia rukun Tahun 2021 (Foto Aisyah Welina/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BAUBAU – Wali Kota dan Wakil Wali Kota Baubau, AS Tamrin dan La Ode Ahmad Monianse selaku Dewan Penasehat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), meminta agar sejak dini FKUB dapat menanamkan nilai-nilai PO5 yakni, popia-piara (saling memelihara), pomamasiaka (saling menyayangi), poangka-angkataka (saling mengangkat harkat), pomae-maeakan (saling menghargai), pobinci-binci kuli (saling toleransi) dalam diri anggota maupun kepada masyarakat untuk mencegah adanya gesekan antar sesama, kelompok, dan umat agama.

Demikian pesan pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota itu saat menghadiri konsolidasi keumatan untuk Indonesia rukun dengan mengusung tema Internalisasi Nilai-nilai PO 5 Dalam Merajut Toleransi dan Persaudaraan untuk Kerukunan dan Kedamaian Negeri, Kamis (28/1/2021).

Wali Kota Baubau, AS Tamrin mengatakan kerukunan dan persaudaraan merupakan hal mutlak harus dimiliki setiap kelompok agama. Hal ini wajib dibina dan dibangun sejak awal.

“Tidak akan berjalan sesuatu hal kalau tidak didukung perdamaian diantar sesama umat beragama,” terangnya.

Menurut dia, saat ini yang dibutuhkan adalah kekompakan persudaraan dan kedamaian. Untuk itu perlu ditanamkan nilai-nilai PO5 yang menurutnya mampu menyelasaikan probelematika yang mungkin terjadi ditengah masyarakat.

Kata AS Tamrin, PO5 yang merupakan falsafat masyarakat eks Kesultanan Buton itu terdiri dari lima sifat yang penting diimplementasikan oleh siapa saja.

Senada, Monianse mengatakan hal yang menjadi harapan masyarakat yang tergabung dalam FKUB ini yaitu terciptanya kedamaian, kenyamanan, dan kerukunan antara kelompok ditengah perbedaan mereka.

“Kerukunan itu tidak datang begitu saja, maka kita harus menjaganya. Mudah-mudahan pada pertemuan ini kita dapat menciptakan rumusan bagaimana kita menjaga keragaman ini dalam kerukunan,” kata Monianse.

Monianse, juga meminta kepada seluruh peserta yang hadir agar tidak bekerja seperti pemadam kebakaran artinya yang datang dan bekerja setelah sudah ada gesekan tetapi bekerja harus menjadi seperti petani yang menyebarkan benih-benih kebaikan sehingga dapat mencegah sebelum gesekan terjadi.

“Kalau benih-benih yang tertanam pada PO5 itu kita tanam dengan baik, maka nanti kita akan panen hasilnya, bahkan bukan hanya kita yang dapat memanen, generasi-generasi setelah kita dapat panen hasil berupa keharmonisan antar umat beragama,” tuturnya. (C)

Laporan: Aisyah Welina
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan