Bahan Bakar Mineral jadi Pemicu Naiknya Impor Sultra September 2021

  • Bagikan
Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti. (Foto: Ist)
Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti. (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara menyampaikan nilai impor  pada September 2021 tercatat US$383,50 juta atau mengalami kenaikan sebesar 248,91 persen dibanding impor Agustus 2021 yang tercatat US$109,91 juta di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra). 

Sedangkan, volume impor pada September 2021 tercatat 1.438,31 ribu ton atau naik 342,44 persen dibanding impor Agustus 2021 yang tercatat 325,09 ribu ton. Tercatat impor Sultra terdiri dari komoditi bahan bakar mineral, besi dan baja, mesin dan pesawat mekanik, mesin dan peralatan listrik serta bagiannya. 

Selama periode Januari 2019 – September 2021, nilai impor Sultra tertinggi tercatat pada November 2020 dengan nilai mencapai US$341,77 juta dan terendah tercatat di Maret 2019 yaitu US$28,75 juta. Sementara itu, volume impor tertinggi tercatat pada November 2019 yang mencapai 1.707,17 ribu ton dan terendah di Januari 2019 dengan volume 38,99 ribu ton

Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti, mengatakan peranan impor Sultra September 2021 menurut golongan barang HS 2 digit didominasi oleh kelompok komoditi bahan bakar mineral dengan nilai US$186,46 juta (48,62 persen) dan diurutan kedua adalah kelompok komoditi besi dan baja dengan nilai US$149,26 juta (38,92 persen).

“Dilihat dari perkembangannya terhadap Agustus 2021, penurunan impor golongan barang HS 2 digit Sultra September 2021 dibanding Agustus 2021 terjadi pada kelompok komoditi mesin dan peralatan mekanis senilai US$ 4,04 juta (22,88 persen),” ujar Agnes, Senin (1/11/2021). 

Sedangkan, kenaikan terbesar kelompok komoditi besi dan baja senilai US$134,61 juta (918,99 persen), diikuti bahan bakar mineral naik senilai US$144,79 juta (347,50 persen), garam, belerang, kapur US$4,44 juta (naik 104,33 persen), dan berbagai produk kimia naik senilai US$1,84 juta (naik 32,40 persen).

Jika ditotalkan impor Sultra September 2021 mengalami kenaikan sebesar 248,91 persen dibanding bulan sebelumnya. Kondisi tersebut disebabkan oleh kenaikan impor terbesar dari Negara Australia senilai US$149,27 juta (naik 982,94 persen).

“Ditotal nilai impor nonmigas dari tiga negara pada September 2021 mencapai US$353,61 juta atau naik US$257,48 juta (267,86 persen) dibandingkan Agustus 2021. Kondisi tersebut terutama dipengaruhi oleh naiknya nilai impor dari beberapa negara utama seperti Australia US$149,27 juta (982,94 persen),” jelas Agnes.

Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, impor dari tiga negara utama selama Januari-September 2021 naik US$403,99 juta (47,65 persen). Peningkatan nilai impor terutama berasal dari Afrika Selatan senilai US$209,99 juta (208,15 persen).

Dilihat dari peranannya terhadap total impor nonmigas Januari-September 2021, kontribusi tertinggi masih didominasi oleh Tiongkok senilai US$644,61 juta (42,66 persen), diikuti Afrika Selatan dengan nilai US$310,87 juta (20,57 persen), dan Australia dengan nilai impor US$111,17 juta (19,61 persen). 

“Peranan ketiga negara asal barang utama tersebut mencapai 82,83 persen dari total impor Sultra pada Januari-September 2021,” katanya. 

Kemudian, menurut golongan penggunaan barang, selama September 2021 golongan bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar yaitu 96,32 persen dengan nilai US$369,41 juta.

Dibandingkan bulan sebelumnya, total nilai impor golongan penggunaan barang selama September 2021 mengalami kenaikan. 

Kenaikan terbesar adalah golongan barang bahan baku/penolong senilai US$369,41 juta (288,43 persen). Selama Januari-September 2021 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, nilai impor barang konsumsi mengalami penurunan sebesar US$1,17 juta (turun 47,62 persen), bahan baku/penolong mengalami kenaikan sebesar 56,83 persen atau senilai US$499,25 juta dan barang modal turun 39,28 persen atau senilai US$85,41 juta. 

Untuk diketahui, nilai neraca perdagangan Provinsi Sulawesi Tenggara September 2021 mengalami defisit sebesar US$36,09 juta. Sedangkan secara kumulatif, neraca perdagangan Sulawesi Tenggara Januari-September 2021 mengalami surplus US$1.431,84 juta.

Kondisi tersebut sejalan dengan periode yang sama tahun lalu (Januari-September 2020), dimana nilai neraca perdagangan Sulawesi Tenggara mengalami surplus US$356,48 juta. (B)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan