Batik Ciprat Buatan Siswa Disabilitas Semakin Diminati

  • Bagikan
Batik Ciprat karya siswa SKhN 1 Kendari. (Foto: Nely/SULTRAKINI.COM)
Batik Ciprat karya siswa SKhN 1 Kendari. (Foto: Nely/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Batik ciprat karya siswa disabilitas Sekolah Khusus Negeri (SKhN) 1 Kendari kian diminati. Warna mencolok berpadu motif bintik-bintik dari batik ciprat yang unik ini banyak diburu para pejabat lingkup kota dan provinsi.

Berawal dari pameran di hari ulang tahun Sulawesi Tenggara (Sultra), batik ciprat mulai dikenal dan mendapat banyak pesanan oleh para pejabat, bahkan jumlahnya mencapai 30 kain. Baru-baru ini batik ciprat kembali dipamerkan di UPTD Taman Budaya dalam rangka lomba paduan suara dan seni yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra selama dua hari (2-3 Oktober 2019).

“Satu hal yang kita syukuri hasil yang kita bawa alhamdulillah terjual dengan baik, tidak habis total tapi alhamdulillah 75 persen laku dan setelah itu banyak pesanan. Ibu-ibu Bhayangkari, ibu kapolda, dan rombongan pejabat lainnya penasaran sama batik ciprat,” jelas Kepala SKhN 1 Kendari, Sri Mulyati kepada Sultrakini.com pada Jumat (4/10/2019).

(Baca juga: Batik Ciprat Karya Siswa Berkebutuhan Khusus akan Warnai HUT Sultra ke-55)

Jenis batik yang satu ini berbeda dan unik. Sesuai dengan namanya, cara membuat batik ciprat dilakukan dengan mencipratkan larutan malam secara acak di atas kain sehingga menghasilkan motif bintik-bintik.

Malam dicipratkan di atas kain katun jepang menggunakan canting, kuas, dan lidi. Proses pembuatan batik unik ini terbilang cukup mudah. Dari proses penyipratan, pewarnaan, pengujian warna, penggodokan, pencucian, pengeringan hingga penyetrikaan hanya membutuhkan waktu dua hari.

Harga jual Rp 175 ribu dengan ukuran 2 meter dan lebar 1,10 meter, batik ini membuat pesona bagi yang melihatnya. Terlebih batik ciprat ini tidak luntur karena dibuat dengan pewarna berkualitas.

Di SKhN 1 Kendari, batik ciprat dibuat oleh empat orang siswa anak tuna grahita dan anak tuna runggu dan didampingi seorang instruktur dan enam orang guru.

Batik Ciprat karya siswa SKhN 1 Kendari. (Foto: Nely/SULTRAKINI.COM)
Batik Ciprat karya siswa SKhN 1 Kendari. (Foto: Nely/SULTRAKINI.COM)

Selain menjadi kegiatan ekstrakuliler siswa, batik ciprat juga menjadi proyek wirausaha SKhN 1 Kendari karena melihat potensi pasar yang lumayan besar. Seminggu sekali di hari Sabtu para siswa SMA LB memproduksi batik ciprat.

“Memang kami mengarahkan itu programnya setiap hari Sabtu karena Senin hingga Jumat anak-anak kami mengikuti pelajaran seperti biasa. Meskipun seminggu sekali, bisa mencetak 2,3 maksimal 5 batik ciprat,” lanjutnya.

Batik ciprat SKhN 1 Kendari kini terus diproduksi berdasarkan pesanan. Untuk meningkatkan penjualan, kepala sekolah dan guru SKhN 1 Kendari terus giat melakukan promosi.

Untuk diketahui, SKhN 1 Kendari merupakan sekolah pertama di Kota Kendari yang memproduksi batik ciprat.

Laporan: Nely
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan