Berapa Pertumbuhan Ekonomi Sultra 2021?

  • Bagikan
Grafik pertumbuhan ekonomi Sultra 2021 data BPS Sultra.

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara melaporkan, ekonomi 2021 tumbuh 4,10 persen dibanding 2020. Pertumbuhan terjadi di semua lapangan usaha.

Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti, menjelaskan lapangan usaha mengalami pertumbuhan tertinggi adalah konstruksi 9,66 persen; perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 8,73 persen; dan jasa kesehatan 7,46 persen.

“Sementara lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan; serta pertambangan dan penggalian memiliki peran dominan mengalami pertumbuhan masing-masing 2,55 persen dan 0,34 persen,” jelas Agnes, Senin (7 Februari 2022).

Dari struktur PDRB Sultra menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan  IV-2021 tidak menunjukkan perubahan berarti. Perekonomian Sultra masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 23,44 persen; diikuti pertambangan dan penggalian 19,11 persen; konstruksi 16,03 persen; dan perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 12,69 persen.

“Peranan keempat lapangan usaha yang menopang pertumbuhan perekonomian di Sultra mencapai 71,27 persen,” sambungnya.

Agnes menambahkan, dibandingkan ekonomi Sultra triwulan IV-2021 terhadap triwulan IV-2020 (y-on-y) ternyata mengalami pertumbuhan 7,66 persen. Pertumbuhan terjadi hampir pada semua lapangan usaha. Paling signifikan, yakni konstruksi 18,20 persen; perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 16,32 persen; serta industri pengolahan sebesar 11,01 persen.

Sedangkan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki peran dominan tumbuh 7,32 persen.
Ada juga lapangan usaha mengalami kontraksi pertumbuhan adalah transportasi dan pergudangan 4,44 persen dan administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 6,26 persen.

Kemudian ekonomi Sultra triwulan IV-2021 dibanding triwulan III-2021 (q-to-q) mengalami pertumbuhan 5,52 persen yang terjadi pada sebagian besar lapangan usaha. Sektor paling signifikan, yaitu pengadaan listrik dan gas sebesar 13,96 persen; industri pengolahan 10,85 persen; serta pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 10,32 persen.

Agnes menyampaikan, lapangan usaha pertambangan dan penggalian; serta konstruksi yang memiliki peran dominan tumbuh masing-masing 2,29 persen dan 8,41 persen. 

Selanjutnya beberapa lapangan usaha mengalami kontraksi pertumbuhan, di antaranya jasa kesehatan dan kegiatan sosial 4,98 persen; jasa pendidikan 2,84 persen; serta pengadaan air sebesar 2,74 persen.

“Berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku 2021, perekonomian Sultra mencapai Rp 139,06 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 97,28 triliun,” ujarnya.

Untuk diketahui, sejak 2016-2019 pertumbuhan ekonomi di Sultra selalu di atas 6 persen, namun 2020 minus 0,65 persen akibat pandemi Covid-19.

Sementara sepanjang 2021, dari triwulan I sampai triwulan IV ekonomi Sultra tumbuh 4,10 persen. Secara Y-on-Y ekonomi Sultra tumbuh 7,66 persen dan C-to-C tumbuh 5,52 persen. (B)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan