SULTRAKINI.COM: Kolaka – Dalam sebuah langkah signifikan menuju pembangunan berkelanjutan, Pj Bupati Kolaka, Andi Makkawaru, menyatakan harapannya terhadap PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) untuk terus meningkatkan kontribusi mereka terhadap Kabupaten Kolaka.
Pernyataan ini disampaikan dalam acara buka puasa bersama antara manajemen PT CNI, Pemda Kolaka, dan tokoh masyarakat setempat di sebuah hotel terkemuka di Kolaka pada Selasa, 2 April 2024.
Djen Rizal, Deputi Presiden Direktur PT Ceria Nugraha Indotama, memaparkan upaya perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah industri pertambangan melalui hilirisasi, yakni pembangunan smelter nikel yang memanfaatkan teknologi pyrometalurgy dan hydrometalurgy.
Tidak hanya akan meningkatkan nilai jual nikel namun juga menyediakan bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik, menandai langkah besar dalam teknologi hijau.
Lebih lanjut, Rizal menekankan komitmen PT Ceria terhadap tata kelola penambangan yang bertanggung jawab, khususnya dalam hal lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG). Ini dibuktikan dengan pencapaian status Proper Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta pelaksanaan program Jamrek dan Reklamasi, yang menunjukkan dedikasi perusahaan terhadap praktik pertambangan yang berkelanjutan.
Pembangunan smelter, yang melibatkan kerja sama dengan BUMN dan penyerapan tenaga kerja lokal, menjadi salah satu fokus utama PT Ceria.
Dengan telah menyerap 2.793 tenaga kerja lokal, yang merupakan 68% dari total tenaga kerja, PT Ceria menunjukkan komitmen mereka terhadap pemberdayaan masyarakat setempat.
Kegiatan buka puasa bersama ini juga dimanfaatkan untuk membagikan santunan kepada santri pesantren di sekitar PT Ceria, sebuah tindakan yang dipuji oleh Ketua MUI Kabupaten Kolaka, KH Muhammad Duwana Said, sebagai bentuk keshalehan sosial.
PT Ceria Nugraha Indotama berkomitmen penuh untuk melanjutkan usaha-usaha yang memberikan dampak positif kepada masyarakat dan lingkungan, mendukung pembangunan ekonomi lokal, dan memajukan industri pertambangan Indonesia yang berkelanjutan.
Laporan: Anti
