70 Dokter Tangani Operasi Pemisahan Kembar Siam Asal Kendari

  • Bagikan
pemisahan kedua putrinya (Akila dan Azila) melalui layar televisi. Foto: IST.
Selviana Dewi (ibu kedua bayi kembar siam) melihat jalannya proses operasi pemisahan kedua putrinya (Akila dan Azila) melalui layar televisi. Foto: IST.

SULTRAKINI.COM: Operasi pemisahan bayi kembar siam dempet dada dan perut (thoracoabdomino phagus) asal Kendari, Akila Dewi Syabila dan Azila Dewa Sabrina, berlangsung di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya, Rabu (14 Agustus 2019). Jalannya operasi diperkiran menghabiskan waktu 12 jam, mulai pukul 07.00 WIB hingga 19.00 WIB.

Ibu kedua bayi, Selvina Dewi (20), menyaksikan jalannya operasi melalui layar televisi yang terhubung dengan CCTV di dalam kamar operasi. Selain kedua orang tua Akila dan Azila, neneknya juga mengikuti jalannya operasi. Mereka tampak tegang.

Selvina mencoba menahan tangis tapi tidak bisa. “Air mata ini jatuh sendiri,” kata Selvina sambil menyeka air mata.

Ia berharap operasi pemisahan kedua anaknya berjalan sukses. Ia percaya kemampuan tim dokter yang menangani kedua putrinya.

“Saya percayakan pada tim dokter yang lebih berpengalaman. Saya doa supaya operasinya sukses dan Akila-Azila bisa seperti anak-anak lainnya,” kata Selvina seperti dikutip kumparan.com.

Akila dan Azila dimasukan ke kamar operasi 405 di lantai 4 Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT), RSUD Dr Soetomo Surabaya sejak pukul 06.15 Wib, atau 15 menit lebih cepat dari yang jadwalkan semula.

Tim dokter bahkan sudah melakukan sejumlah persiapan terakhir sejak pukul 03.00 WIB.

Wakil Ketua Tim Dokter Kembar Siam RSUD Dr Soetomo, dr Purwadi SpB SpBA (K) menjelaskan kondisi terkini Akila dan Azila setelah menjalani puasa pukul 00.00 WIB, sampai mengecek persiapan alat.

“Di kamar operasi tadi, Akila dan Azila sudah diterima tim bedah. Dan tahapan pertama akan dilakukan induksi anestesi. Setelah itu akan dilakukan pemasangan monitor, dan melakukan perencanaan irisan supaya kulitnya mencukupi,” kata dr Purwadi SpB SpBA (K).

Selama masa operasi, tim anestesi akan bertugas memantau tanda-tanda vital dari organ pernapasan, jantung, dan tekanan darah Akila dan Azila. Bila terjadi pergerakan yang mengkhawatirkan, maka tim anestesi akan merekomendasikan tindakan emergency hingga kondisi Akila dan Azila normal kembali.

Setelah itu, tim bedah anak akan masuk untuk memisahkan dinding dada dan perut.

“Mulai dari membuat irisan kulit, lalu masuk ke rongga perut. Di rongga perut akan diidentifikasi isi rongga perutnya. Biasanya menurut pengalaman untuk kasus seperti ini usus punya sendiri-sendiri, dan liver-nya pisah. Nanti juga diidentifikasi apakah saluran empedu punya atau tidak, komplit atau tidak,” lanjutnya.

Setelah usus selesai diidentifikasi, barulah tim bedah anak akan memotong lever atau organ hati yang menempel. Setelah tim bedah anak selesai dan berhasil menutup cavum abdomen, tim bedah toraks dan kardiovaskular akan masuk untuk memotong sternum atau tulang dada dan melepaskan perikardium atau selaput jantung.

Dr Heroe Soebroto SpB (TKV), spesialis bedah toraks dan kardiovaskular, sempat mendeteksi Akila dan Azila hanya punya satu selaput jantung. Selaput jantung berguna untuk melindungi organ jantung dari berbagai gangguan termasuk menstabilkan gerakan jantung. Kata dr Heroe, apakah selaput jantung akan dibagi dua atau hanya tetap dimiliki satu bayi saja akan ditentukan di meja operasi.

Sekitar 30 menit sekali tim dokter di kamar operasi akan menelepon dr Agus Hariyanto, SpA, Ketua Tim Dokter Kembar Siam yang standby di ruang pantau 016 untuk menjelaskan tindakan yang mereka lakukan.

“Saat ini dokter Lucky memasang vena sentral untuk memasukkan nutrisi dan cairan infus agar lebih stabil meski ada pergerakan dari si Kembar,” kata dr Purwadi dari ujung telepon.

Sebanyak 70 dokter spesialis dan perawat dibagi menjadi dua tim yaitu Tim Kuning dan Tim Hijau. Tim Kuning menangani Akila dan Tim Hijau menangani Azila.

Laporan: Shen Keanu

  • Bagikan