Agustus 2019, Kendari dan Baubau Tercatat Deflasi

  • Bagikan
Kepala BPS Sultra Mohammad Edy Mahmud saat konferensi pers di kantornya, Senin (2/9/2019).(Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)
Kepala BPS Sultra Mohammad Edy Mahmud saat konferensi pers di kantornya, Senin (2/9/2019).(Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat pada Agustus 2019 Kota Kendari Deflasi sebesar 1,56 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)
132,92 dan Baubau deflasi 2,10 persen dengan IHK 136,38.

Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud, mengatakan deflasi yang terjadi di Kota Kendari disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 4,47 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 2,07 persen.

Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan yaitu kelompok sandang 0,72 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,12 persen; kesehatan 0,10; pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,03 persen; serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,02 persen.

“Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Agustus 2019 sebabkan deflasi yakni sawi hijau, kangkung, teri, angkutan udara, tomat buah, tomat sayur, ketimun, daun kacang panjang muda, bawang merah, dan kacang panjang,” kata Edy dalam pertemuan rilis data BPS Sultra,Senin (2/9/2019).

Namun, lanjut Edy, ada beberapa komoditas yang juga mengalami kenaikan harga antara lain cabai merah, jagung manis, cabai rawit, bh katun, daging ayam kampung, baju anak setelan, baju kaos berkerah wanita, kompor, kerupuk ikan dan kerupuk udang.

Berdasarkan tahun kalender (Januari-Agustus 2019) tingkat inflasi Kota Kendari 3,46 persen dan tingkat inflasi tahunan (Agustus 2019 terhadap Agustus 2018) 3,26 persen.

Secara nasional dari 82 kota yang menghitung inflasi, 38 kota tercatat deflasi dan 44 kota tercatat inflasi.

“Sementara, deflasi terdalam tercatat di Baubau (Provinsi Sulawesi Tenggara) 2,10 persen dengan IHK 136,38 dan deflasi terendah tercatat di Tegal (Provinsi Jawa Tengah) dan Palopo (Provinsi
Sulawesi Selatan) 0,02 persen dengan IHK masing-masing 134,22 dan 136,35,” tutupnya.

Laporan: Wa Rifin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan