Ahli: Likuifaksi Dipicu Getaran Gempa

  • Bagikan
Fenomena Likuifaksi di Petobo. Foto: Tribunnews Bogor

SULTRAKINI.COMGempa yang mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) menimbulkan fenomena likuifaksi. Fenomena tersebut diketahui terjadi di Kabupaten Sigi, Sulteng.

Dalam konferensi media, Sutopo Purwo Nugroho selaku Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) membenarkan adanya fenomena likuifaksi yang memicu kemiringan tertentu akibat diguncang gempa dan longsor.

“Likuifaksi ini membuat material tanah menjadi padat seperti lumpur. Terjadi karena ada kemiringan tertentu akibat diguncang gempa, akibatnya ada permukaan tanah yang naik dan turun,” jelas Sutopo di tengah konferensi media.

Pencairan tanah atau likuifaksi tanah (Soil Liquefaction) adalah fenomena perilaku tanah jenuh atau sebagian jenuh secara substansial kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat getaran gempa bumi atau perubahan lain secara tiba-tiba dalam kondisi menegang, menyebabkan tanah menjadi cair atau air berat.

Fenomena terjadi karena adanya getaran gempa yang memicu terjadinya fraksi (butiran) kasar yang terkumpul di bawah dan butiran halus serta air akan keluar, bukan karena tsunami. Likuifaksi ini bukan akibat beban di atasnya, tetapi akibat getaran gempa. Namun, gejala likuifaksi bisa merusak konstruksi di atasnya.

“Diibaratkan seperti kita sedang mengetuk-ngetuk toples untuk memasukkan suatu benda supaya ada banyak yang masuk ke dalamnya. Ini menyebabkan cairan atau material halus berada di atas,” jelas Dewan penasehat Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Rovicky Dwi Putrohari, dilansir dari CNNIndonesia.com, Minggu (30/9/2018).

Menurut pria yang sudah 25 tahun berkecimpung di bidang geologi ini, likuifaksi terjadi pada lapisan di bawah tanah yang biasanya berupa butiran berukuran pasir. Air yang tersimpan di dalamnya akan ikut terbawa keluar. Proses inilah yang kemudian membuat tanah bercampur air menjadi lumpur yang keluar dari dalam perut bumi.

Untuk menghindari likuifaksi, Rovicky mengatakan biasanya lapisan tanah berupa pasir dikeringkan sebelum membuat konstruksi bangunan bertingkat tinggi di atasnya.

Soil boring adalah teknik yang dipakai untuk mensurvei tanah dengan mengambil beberapa inti dangkal dari sedimen. Teknik ini sangat penting digunakan sebelum melakukan pengeboran untuk investigasi lepas pantai untuk menentukan kondisi tanah.

Fenomena likuifaksi bukan pertama kali terjadi, selain Sulawesi Tengah, fenomena likuifaksi pernah terjadi di beberapa negara, di antaranya San Francisco, Amerika Serikat (18 April 1906); Niigita, Jepang (16 Juni 1964); Christchurch, Selandia Baru (25 Februari 2011); dan Pohang, Korea Selatan (15 November 2017).

Laporan: Nadra Azzulani Ayis (dari berbagai sumber)

  • Bagikan