Air Connectivity Jadi Kendala, KBRI Hanoi dan Kemenpar Siap Dorong Maskapai Vietnam

  • Bagikan
KBRI di Hanoi

SULTRAKINI.COM: JAKARTA – Kunci kemenangan pariwisata Indonesia semakin hari semakin terbuka. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) juga dipastikan bisa memenangkan pertarungan di Asia Tenggara terutama di Vietnam terkait akses untuk wisatawan mancanegara (Wisman) untuk datang ke tanah air.

“Saya sudah bertemu dengan dua pemilik maskapai yakni Vietnam Airlines dan VietJet Air, semua sepakat akan melakukan penerbangan langsung ke Indonesia, karena memang saat ini urusan Air Connectivity di Vietnam menuju Indonesia adalah kendala paling utama,” ujar Duta Besar Republik Indonesia di Hanoi, Vietnam, Ibnu Hadi dalam acara Vietnam International Travel Mart 2017, Minggu (12/4).

Untuk progressnya, semua dalam kondisi on the track. Kata Ibnu, VietJet saat ini hanya tinggal mencari rekanan bisnisnya di tanah air yang membuat paket dan bentuk kerjasama yang ideal dan langsung terbang. “Kalau Vietnam Airlines tentu mereka adalah perusahaan negara di Vietnam, sudah progress dibahas di internal mereka. Intinya, Indonesia harus semakin terbuka untuk dikunjungi wisatawan Vietnam,” ujar Dubes Ibnu.

Ibnu memaparkan, bahwa pertumbuhan ekonomi di Vietnam juga sangat bagus. Tahun 2017 ini pertumbuhan ekonomi mencapai 6,8 persen, sedangkan tahun lalu pertumbuhannya 6,2 persen. “Jadi mereka siap membelanjakan uangnya di negara kita, cara efektif untuk mengangkat perekonomian bangsa saat ini adalah Pariwisata. Seperti apa yang diungkapkan oleh pak Menteri Pariwisata Arief Yahya,” ujar Ibnu.

Saat ini, penerbangan hanya ada dari Ho Chi Min City ke Jakarta dan hanya ada satu kali penerbangan dari Vietnam Airlines. “Semoga kursi penerbangan semakin bertambah dari Hanoi ke Jakarta maupun Hanoi ke Bali. Karena semakin banyak kursi masuk, semakin banyak Wisman yang datang ke Indonesia, dan perekonomian kita juga makin membaik,” kata Ibnu.

Ibnu juga mengucapkan terima kasih kepada Kemenpar yang berpartisipasi di acara VITM 2017. Kata Ibnu, ini merupakan pameran kedua yang dilakukan Kemenpar di Vietnam. “Dan peningkatannya sangat drastis, pameran tahun lalu masih swadaya KBRI dan industri kami cari di lokal industri, namun sekarang sudah didukung Kemenpar dengan Booth yang bagus dan megah seperti ini serta dengan industri yang profesional. Bagi kami ini kebanggaan sebuah bangsa karena juga pameran ini diikuti oleh beberapa negara, dan terlihat di sini kita bangsa yang besar,” ujar pria yang murah senyum itu.

Booth Indonesia memang paling seksi. Tampil dengan kapal Phinisi, booth Indonesia terlihat paling besar dan unik. Di sisi depan, gambar destinasi Bali menjadi wajah pameran. Tulisan besar Indonesia terpampang indah dan gagah. Sisi belakangnya, ada gambar destinasi prioritas Borobudur.

Untuk memperkuat bentuk pameran, Kemenpar membangun paviliun seluas 54 sqm (6 booth) dengan mengangkat tema 10 destinasi prioritas dengan terpampang gambar digital keindahan alam Indonesia.

Peserta yang bergabung di paviliun Indonesia terdiri dari 12 industri pariwisata Indonesia dan Pemerintah daerah yaitu: Bali (4), D.I Yogyakarta (4), DKI Jakarta (1), Dinas Pariwisata Prov. Yogyakarta (1), dan local agent Vietnam (2) yang menjual paket-paket wisata ke Indonesia, komposisi tersebut terdiri dari TA/TO anggota ASITA, industri Akomodasi, dan DMO untuk melakukan pelayanan informasi, promosi produk dan destinasi.

Seperti diketahui, Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu mengikuti event VITM 2017 yang diselenggarakan pada tanggal 6 hingga 9 April 2017 di Ha Noi International Center for Exhibition (I.C.E Ha Noi) Vietnam. Menteri pariwisata Arief Yahya mengatakan, pergunakan semua momentum untuk membuka Indonesia terkait dengan air connectivity. Karena penerbangan langsung sangat penting di pariwisata Indonesia. Selain itu sambil terus konsisten dengan program promosi Kemenpar yang fokus pada branding, advertising dan selling.

“Saatnya kini mendesain promosi yang selama ini menitik beratkan pada branding dan advertising, mulai bergeser ke selling. Branding sudah dilakukan gencar di tahun pertama, Advertising digeber tahun kedua. Tahun ketiga ini sudah harus selling to the point,” ujar mantan Direktur Utama Telkom itu.

Air Connectivity merupakan tiga poin penting di Pariwistaa Indonesia. Dalam berbagai kesempatan, Arief Yahya selalu menegaskan bahwa – Go Digital, Air Connectivity, dan Homestay Desa Wisata menjadi pegangan utama Kemenpar untuk melangkah di kuartal pertama 2017. Tiga hal itu akan diselaraskan dengan kapasitas destinasi di 3 greaters (Bali, Jakarta, Kepri) serta 10 top branding dan 10 top destinasi sebagai Bali Baru.

(KEMENPAR)

  • Bagikan