AirNav Indonesia : Pengelolaan Slot Time Dilakukan Transparan

  • Bagikan
ilustrasi (Foto: Kompas)

SULTRAKINI.COM: JAKARTA – Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau dikenal dengan AirNav Indonesia menyatakan pengelolaan waktu terbang (slot time) dilakukan secara online melalui sistem aplikasi CHRONOS dengan mengedepankan transparansi. Sistem aplikasi CHRONOS adalah sistem aplikasi real slot yang dibuat oleh AirNav Indonesia dan telah terkoneksi dengan sistem Flight Approval (izin rute) milik Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

“Sistem CHRONOS sudah kami luncurkan sejak 2015 dan seluruh maskapai memiliki akses langsung untuk mengajukan slot, merubah slot hingga membatalkan slot. Dan ini semua online, real time serta transparan, setiap maskapai secara bersamaan bisa melihat dan mengakses pada tampilan yang sama sehingga setiap upaya kecurangan, jika ada, akan terlihat oleh lainnya. Ini merupakan komitmen AirNav untuk transparan dalam pengaturan slot dan meningkatkan layanan kepada seluruh pengguna jasa,” ujar Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia Didiet K. S. Radityo di Jakarta, Jum’at (15/12/2017). Pengelolaan slot time, lanjutnya, sesuai dengan KP 112 tahun 2017 tentang Tata Cara Pengelolaan Alokasi Ketersediaan Waktu Terbang (Slot Time) Bandara.

Perum LPPNPI atau dikenal dengan Airnav Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan tanggal 13 September 2012. Airnav Indonesia didirikan sesuai amanat UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan bertugas menyediakan pelayanan navigasi penerbangan. AirNav melayani navigasi penerbangan di 283 titik layanan di seluruh Indonesia. Selain itu, AirNav juga melakukan pelayanan navigasi penerbangan di sejumlah ruang udara negara lain. Luas ruang udara Indonesia adalah 1.476.049 NM, sementara AirNav melayani Flight Information Region (FIR) seluas 2.219.629 NM.

Didiet menjelaskan, untuk penerbangan reguler, maskapai telah mendapat izin terbang dan slot dari Direktorat Angkutan Udara berdasarkan periode terbang, baik winter maupun summer. Namun, jadwal penerbangan tidak selalu tepat waktu dikarenakan berbagai macam faktor, seperti kendala cuaca, alasan operasional hingga force majure. Ini membuat maskapai harus melakukan penyesuaian slot. 

“Di sinilah maskapai menggunakan CHRONOS untuk melihat di jam manakah mereka bisa masuk. Maskapai akan mengecek bandara asal dan bandara tujuan, apakah kapasitasnya masih tersedia. Dan semua ini online serta real time, jadi sangat transparan,” jelas Didiet.

Mengenai permintaan ekstra flight, Didiet menjelaskan, setiap maskapai harus mendapatkan flight approval (FA) dari Direktorat Angkutan Udara dengan memperhatikan kapasitas bandara. 

“Maskapai ke AirNav untuk mengetahui kapasitas runway bandara tersebut apakah memadai. Lalu maskapai juga harus minta izin ke bandara asal maupun tujuan untuk mengetahui kapasitas apron, parking stand hingga kapasitas terminal. Kalau ini sudah klop semua, mereka mengajukan ke Direktorat Angkutan Udara. Setelah disetujui, maka Flight Approval-nya terbit dan saat dia masuk ke CHRONOS, FA nya sudah akan ada di sana karena telah terintegrasi,” jelasnya.

Didiet menjelaskan, persetujuan slot time pasti memperhatikan Notice of Airport Capacity (NAC) dari bandara asal maupun tujuan. “Pada sisi AirNav adalah kami memastikan penerbangan dapat dilayani sesuai dengan kapasitas runway,” katanya. 

Dia mengambil contoh bandara tersibuk di Indonesia, Bandara Internasional Soekarno-Hatta. “Di Soekarno Hatta, AirNav dan AP II melakukan peningkatan pergerakan pesawat. AirNav melakukan terobosan dengan investasi peralatan, peningkatan prosedur, dan peningkatan SDM. AP II sebagai pengelola bandara, melakukan investasi di landasan pacu, seperti penambahan rapid exit taxiway dan rencana pembangunan east cross taxiway. Airline sendiri meningkatkan performansi dari kesigapan pergerakan atau efisiensi waktu,” jelasnya.

Hasilnya, terjadi peningkatan jumlah kapasitas pergerakan Pada tahun 2012 sebelum AirNav dibentuk kapasitas bandara Soekarno-Hatta hanya 52 pergerakan per jam. Di tahun 2013 setelah AirNav Indonesia terbentuk kapasitas penerbangan di bandara Soekarno-Hatta meningkat sebanyak 64 pergerakan. Pada tahun 2014 menjadi 72 pergerakan, tahun 2016 menjadi 76 pergerakan dan di tahun 2017 ini menjadi 81 pergerakan per jam.

 “Ini sesuai dengan Instruksi Menteri no 16 tahun 2017 menggantikan IM no 8 tahun 2016,” terang Didiet.

 Dia menambahkan, kapasitas yang dipublish tersebut bukanlah kapasitas 100 persen bandara, karena AirNav harus memberikan ruang untuk emergency flight atau extra flight. “Kalau terjadi sesuatu kan kami harus siap melayani, tidak bisa penerbangan emergency jadi mengantri karena kapasitas tidak ada. Makanya kapasitas runway yang dipublish tersebut tidak 100 persen,” ujarnya.

Didiet menyampaikan, peningkatan kapasitas runway dapat terjadi karena program-program yang dilakukan AirNav, pengelola bandara hinnga maskapai. “Dalam Instruksi Menteri tersebut jelas disebutkan bahwa jumlah kapasitas tersebut akan dievaluasi sesuai dengan peningkatan navigasi penerbangan. Jadi memang arahnya kapasitas Bandara harus meningkat, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, namun tetap memprioritaskan keselamatan penerbangan.  AirNav sangat terbuka kepada semua pihak yang menginginkan melihat pengelolaan slot” pungkas Didiet. 

(Baca juga: AirNav Siaga 24 Jam Sambut Libur Natal dan Tahun Baru)

Sumber: Corporate Secretary Perum LPPNPI

  • Bagikan