Akhir Tahun, 8 Negara Hebohkan Bandung International Art Festival 2016

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM: BANDUNG – Bulan Desember 2016 ini betul-betul menjadi puncak dari semua kegiatan internasional. Salah satunya, yang bakal dikerjasamakan dengan Kemenpar yang dipimpin Arief Yahya itu di Kota Kembang. Dua destinasi di Bandung, Curug Batu Templek dan Argo Wisata Pesanggarahan, menjadi venue untuk acara Bandung International Art Festival (BIAF) 2016 dengan tema “Langit Bumi Manusia.”

Lebih dari 300 seniman dan budayawan dari 13 provinsi dan 8 negara bakal terlibat dalam perhelatan BIAF 2016 pada 9 hingga 11 Desember 2016, dengan menampilkan maha karyanya. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara Esthy Reko Astuti, yang didampingi Kepala Bidang Wisata Budaya Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Wawan Gunawan mengatakan, perhelatan ini akan dilaksanakan selama 3 hari, 9-11 Desember 2016 di gelar di Curug Batu Templek. Sedangkan pada tanggal 10 Desember dilangsungkan di Argo Wisata Pesanggarahan.

Kata Wawan, dalam acara BIAF akan ada agenda festival, instalasi, workshop, forum, pesta rakyat dan syukuran lembur. Ke-8 negara yang mengkonfirmasi hadir adalah tuan rumah Indonesia, Malaysia, India, Mesir, Jepang, Amerika, Australia dan Hungaria. Sedangkan Indonesia diwakili oleh daerah-daerah seperti Bandung, Solo, Jogjakarta, Lampung, Kediri, Kalimantan, Surabaya, Makassar, Salatiga, Batam, Padang, Batu Malang, Pacitan dan Bangka Belitung.

”Ini akan menjadi Wisata Budaya yang sangat menarik, dan akan menebarkan pesona Indonesia dengan keindahan budaya dan alam kita,” ujar Wawan. Pria asal Jawa Barat itu menjelaskan, wisata budaya merupakan salah satu wisata unggulan di tanah air yang harus dijaga dan digelar secara konsisten.

”Portofolio pariwisata itu ada 3 yakni wisata alam atau nature 35%, wisata budaya atau culture 60%, dan wisata manmade atau buatan 5%. Tentunya porsi tersebut berbeda di setiap destinasi wisata. Nah, even ini mengedepankan Wisata Budaya yang akan ditampilkan dengan apik,” ujar Wawan.

Lebih lanjut pria yang dikenal dengan Ki Dalang Wayang Ajen itu menambahkan, perhelatan BIAF adalah langkah penting pengenalan aset budaya nasional terhadap wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara terutama generasi muda. Investasi terhadap seni telah membawa perubahan pada perkembangan seni hingga menjadi salah satu komoditi industri yang menguntungkan baik bagi industri pariwisata dan karir para senimannya itu sendiri. Seiring dengan menjalarnya industri seni di tanah air Indonesia.

”Tanah air kita tercinta ini punya budaya bertaraf international, maka dari itu ini adalah acara yang sangat baik. Kita harus mendalami seni tradisi dan budaya sebagai landasan penting kemajuan bangsa. Karena dengan budaya akan terbentuk generasi muda cerdas dengan menjunjung tinggi kearifan lokal yang ada sebagai penguat jati diri Bangsa, ini daya tarik Pariwisata yang penuh makna,” papar Wawan.

”Selain itu, ini juga bagian dari misi kami pariwisata sebagai ujung tombak dalam pembangunan tahun percepatan. Kemenpar juga mempunyai gagasan besar dalam upaya memajukan sektor pariwisata Budaya, dalam mempersiapkan hajat besar tahun 2018 berupa Indonesia Cultural Asiade ( Asia Olimpiade/Asian Games) yang dikawal budayawan Taufik Razen, mendatang. Kemenpar akan menggelar Festival on festival yang akan dilaksanakan di komplek kantor Kemenpar pada saat yang tepat dengan melibatkan seluruh potensi wisata budaya yang ada di penjuru Nusantara ini semua bagian proses untuk menjaring kearah situ,” kata Wawan.

Wawan juga menghimbau semua pelaku seni dan seniman untuk tidak melupakan Go Digital. Sesuai amanat Menteri pariwisata Arief Yahya hal ini harus terus digaungkan. Kata Wawan, minat pelaku seni digital saat ini meningkat signifikan. Kata Wawan, perhelatan ini penting terutama untuk diterapkan dalam wisata budaya maupun industri ekonomi kreatif di Jawa Barat. Melalui BIAF 2016 akan menjadi inspirasi sehingga bisa dipelajari dan dijadikan bahan sebagai industri kreatif masa depan.

“Perkembangan digital art ini tidak bisa dipungkiri, pasar sudah mulai berkembang terutama dengan menggunakan seni digital seperti ini, eranya pasti datang, tidak bisa dihindari. Jangan sampai kita hanya jadi sasaran empuk pasar, kita harus sudah harus memulai, kalau tidak ya ketinggalan,” katanya.

Wawan juga menjelaskan, ini juga bagian dari dukungan pihaknya untuk menggolkan target Kemenpar yakni 15 juta Wisman di tahun 2017 mendatang. Untuk urusan tuan rumah, destinasi yang akan menjadi tempat pelaksanaan sudah siap lahir batin menyambut BIAF 2016.

Buktinya, tradisi Nyacar Jalan atau Beresih Lembur Lebak Cisanggarung sudah digelar.Tokoh Seni Budaya Tradisional Mas Nanu Muda pada acara tradisi Nyacar Jalan atau Beberesih Lembur di Kampung Lebak Cisanggarung, Desa Pasir Impun, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Minggu 4 Desember 2016 yang lalu mengatakan, kegiatan budaya tradisional di masyarakat masih dapat dijadikan sarana mempererat persatuan dan kesatuan. Budaya tradisional juga mampu menyelamatkan alam serta lingkungan dari kerusakan lebih parah.

”Peristiwa budaya (tradisional) lebih mengedepankan hampir semua unsur. Sudah sangat lama sekali tradisi atau kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal bersifat kebiasan masyarakat Kampung Cisanggarung hilang. Karenanya saat diselenggarakan Tradisi Nyacar Jalan atau Beberesih Lembur jelang BIAF ini masyarakat sangat antusias, kami sangat berterima kasih kepada Kemenpar yang terus peduli dengan wisata budaya,” ujar Mas Nanu.

(Kemenpar RI)

  • Bagikan