Akibat Virus Corona Harga Masker di Kendari Naik dan Jumlahnya Menipis

  • Bagikan
Masker Sensi. (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Korban wabah virus Corona kian meningkat, warga dunia pun ekstra waspada mencegah penyebaran virus mematikan tersebut. Salah satu upayanya dengan memakai alat pelindung diri, berupa masker. Dampak virus Corona tidak sebatas mengakibatkan banyak korban berjatuhan, namun ikut mempengaruhi penjualan masker di pasaran.

Tingginya permintaan dan pasokan yang tidak mencukupi, sehingga membuat harga masker melonjak drastis. Selain di China, stok masker di Indonesia juga berkurang dan memicu kenaikkan harga masker di berbagai apotek termasuk Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Salah satu merek yang paling banyak diburu masyarakat Kota Kendari adalah Sensi karena dianggap lebih kuat dan bahannya yang tebal.

Menurut pegawai di Apotek Saranani, Sinta, mengatakan harga masker naik sejak adanya informasi salah seorang pasien Rumah Sakit Bahteramas Sultra di Kota Kendari dicurigai terinfeksi virus Corona.

“Jadi saat ini kita jual masker perboks itu Rp 100 ribu untuk merek Sensi. Harga dari distributor ini naik dua kali lipat dulu harga perbox Rp 22.500 dan sekarang sudah sampai Rp 60 ribu dan itu belum termasuk ongkos kirim,” jelas Sinta, Kamis (6/2/2020).

(Baca: Seorang Pasien RS Bahteramas Sultra Diisolasi, Dicurigai Virus Corona)
(Baca: Dinkes Sultra: Pasien yang Diisolasi di RS Bahteramas Tak Terinfeksi Virus Corona)

Ditambahkannya, siap hari penjualan masker sampai 15 boks selama mewabahnya virus Corona di China, sebelumnya penjualan masker perhari hanya menembus Rp 300 ribu.

“Kebanyakan yang beli perboks masker itu dari tambang dan perusahaan. Ada salah satu pegawai tambang pada saat ada informasi ada virus Corona mereka langsung membeli masker 1.200 picis atau 24 boks,” terang Sinta.

Hingga kini yang menjadi hambatan kota-kota besar di Indonesia, yakni mendapatkan masker Sensi. Masker ini dicari karena dianggap memiliki bahan yang berkualitas, efektif menyaring partikel berukuran 0,3 micro mili, sehingga meminimalkan kontaminasi menghirup mikro organisme dan memiliki tiga play.

“Banyak orang Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya menghubungi kami untuk membeli masker karena mau kirim di China, dan harus masker merek Sensi,” ujarnya.

Sebagai informasi Apotek Saranani saat ini masih memiliki stok masker sebanya 34 boks merek lain, sedangkan untuk stok masker merek Sensi sudah sangat menipis.

“Kekurangan stok dan naiknya harga masker ini bukan hanya di sini (Apotek Saranani) tapi sudah ada beberapa apotek yang sudah tidak dapat mengorder masker karena stok tidak ada,” tambahnya.

Informasi dihimpun Sultrakini.com, kenaikkan penjualan masker tidak hanya terjadi di Kota Kendari. Sejumlah wilayah di Indonesia juga dilaporkan mengalami hal yang sama seiring dengan kabar meluasnya wabah virus Corona.

Pemicunya adalah penjualan masker meningkat yang berakibat stok menjadi langka lantaran kabar virus Corona. Masyarakat di berbagai daerah khawatir virus tersebut bisa menjangkiti, bahkan mewabah di wilayah mereka.

Kondisi tersebut dilaporkan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, misalnya kawasan Tangerang Selatan dan wilayah Jakarta.

Meski demikian, penyebaran virus Corona tidak hanya diantisipasi dengan memakai masker. Perlu upaya lain, seperti tidak melakukan kontak langsung dengan hewan di pasaran atau pekerja yang terinfeksi virus Corona, mengkonsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, dan tentunya memakai masker. Sebab, virus ini bisa tertular melalui bersin atau benda yang terkontaminasi virus.

Dilansir dari CNBC Indonesia, angka kematian baru dilaporkan kini sebanyak 560 orang akibat virus Corona, Kamis (5/2/2020).

Komisi Kesehatan di Hubei, Cina juga mengkonfirmasi 2.987 kasus baru lainnya, sehingga kasus positif Corona menjadi 28 ribu orang.

(Baca juga: Penyebaran Virus Corona Lebih dari 14 Ribu Kasus, Indonesia Evakuasi Warganya Lewat Natuna)

(Baca juga: Sementara Waktu TKA dan Turis Tiongkok Dilarang Masuk Sultra, Ini Antisipasi Lain Virus Corona)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan