Aksi Tolak UU MD3 di Konawe, Mahasiswa Ribut dengan Polisi

  • Bagikan
Massa aksi yang menolak UU MD3 saat ribut dengan aparat kepolisian di depan kampus Universitas Lakidende (Unilaki) Kabupaten Konawe, Jumat (16/3/2018). (Foto: Mas Jaya/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Sejumlah massa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Anti Undang-undang MD3 (GMA UU MD3), menggelar aksi unjuk rasa di depan kampus Universitas Lakidende (Unilaki) Kabupaten Konawe, Jumat (16/3/2018). Aksi itu sempat memanas, antara massa aksi dengan aparat kepolisian yang bertugas mengawal aksi.

Aksi unjuk rasa mahasiswa dimulai sekira pukul 09.30 Wita. Sambil berorasi, mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan “Gerakan Mahasiswa Anti UU MD3, Matinya Demokrasi di Negeri ini.” Mereka juga membakar ban bekas di salah satu sisi jalan, yang membuat arus lalu lintas dari Unaaha ke Kendari dialihkan ke sisi sebelahnya.

Sekira pukul 10.00 Wita, massa aksi kemudian berencana melakukan pembakaran ban di sisi jalan tempat arus kendaraan melintas. Namun segera ditahan aparat. Adu mulut antar kedua belah pihak pun tak terhindarkan.

Mahasiswa ngotot dan memaksa untuk tetap membakar ban. Suasana pun makin panas saat kedua belah pihak terlibat aksi tarik-menarik ban bekas. Kejadian itu sempat membuat jalan yang dilintasi arus lalu lintas macet sementara.

Suasana itu akhirnya reda setelah sejumlah perwira kepolisian dan beberapa mahasiswa mencoba melerai rekannya di masing-masing pihak. Polisi pun segera melakukan normalisasi arus lalu lintas.

Diketahui bahwa, dalam gerakan tersebut mahasiswa menuntut dua hal. Pertama, menuntut presiden untuk menyikapi wacana pemberlakuan UU MD3 terkait beberapa pasal yang kontroversial. Kedua, Mendesak Mahkama Konstitusi (MK) untuk segera mencabut pemberlakuan UU MD3.

Menurut massa aksi, jika UU MD3 diberlakulan maka DPR terkesan akan kebal hukum. Kebebasan berpendapat yang menjadi simnol demokrasi juga dianggap telah mati di tangan DPR.

“Makanya kami menolak revisi UU MD3 karena dianggap kontroversi dan membungkam hak berpendapat rakyat,” teriak Andi Aswar yang merupakan koodinator lapangan massa aksi.

Rencananya, aksi tersebut masih akan dilanjutkan usai salat Jumat di bundaran tugu Adipura Unaaha.

 

Laporan: Mas Jaya

  • Bagikan