Akun Facebook Dibajak, Mantan Model Ini Minta Polisi Bekerja Profesional

  • Bagikan
Sceenshot akun Facebook bernama Rahman Ashar (Fardan La'Kare). (Foto: Ist/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Pemilik sekolah modeling dan event orginizer Kreasindo Entertainment, Rahman Ashar atau yang lebih dikenal dengan Fardan Lakare, benar-benar terpuruk. Akun media sosial Facebooknya, diretas seseorang. Diduga dibajak mantan partnernya sendiri saat masih aktif sebagai EO berinisial DE. Parahnya, pembajak akun tersebut memeras dan mencemarkan nama baik rekan, sahabat, dan keluarga Fardan menggunakan nama mantan model itu.

Akibatnya, banyak pihak telah menjadi korban. Bukan hanya nama baik Fardan yang runtuh meski telah
dibangun bertahun-tahun dengan susah payah. Hubungan keluarganya pun nyaris porak poranda. Jalinan pertemanan menjadi kacau, sekolah modelingnya tutup, lembaga EO tiarap.

Akun Facebooknya, digunakan si pembajak untuk memposting foto (maaf.red) bugil Fardan yang diunduh
dari dropbox, lalu mengaku sebagai gay dan mencari teman kencan. Tak sampai di situ, dengan mengaku
sebagai Fardan yang asli, si pembajak merusak rumah tangga orang lain hingga meminta sejumlah uang dari berbagai pihak yang mengenal baik dan percaya pada Fardan.

Kepada SultraKini.Com, Fardan menuturkan hal ihwal pembajakan akun Facebooknya. Bermula dari
perselisihan paham antara dirinya dengan rekannya itu saat event Colour Run di Makassar tahun 2016 lalu berinisial DE. Padahal sebelumnya keduanya kerap terlibat di proyek EO yang sama dan baik-baik saja.

Karena perselisihan itu, hubungan keduanya lantas renggang. Padahal persoalannya sepele, yakni ketidakcocokan ide dalam konsep kegiatan. Pasca keretakan hubungan itu, mantan partnernya tersebut
terus meneror Fardan secara langsung. Namun belum separah sekarang.

Keduanya sempat baikkan, si pelaku mengaku salah dan meminta maaf hingga mereka bertemu kembali di Kendari. Saking percayanya, Fardan tak menyangka kalau pelaku hanya melancarkan modus untuk
merusaknya. Saat telepon selulernya diminta pinjam oleh mantan partnernya itu, dia berikan. Tak sadar, akun email dan sosial medianya dihack. Password diganti dan semua akun dikendalikan si pembajak.

Sejak saat itu, serangan demi serangan bertubi-tubi dilancarkan sang pembajak melalui sosial media. Dia
meminta sejumlah uang yang dituduhkan pernah dipakai Fardan jika ingin kembali normal, nilainya mencapai Rp 200 juta. Padahal menurut Fardan, uang yang dikeluarkan si pelaku saat menggarap event bersama hanya mencapai Rp 20 juta, itupun sudah kembali.

“Saya sudah melaporkan ke Polda Metro Jaya Jakarta, tanggal 28 Oktober 2016 karena terdeteksi pelaku
berdomisili di Jakarta, dan juga sudah melapor ke Polda Sultra tahun 2017 lalu. Tapi sudah berkali-kali saya bolak-balik tidak ada perkembangan, saya makin pusing,” keluhnya dengan nada sedih.

Surat dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Metro Jaya Jakarta Selatan kepada Rahman Ashar, perihal permintaan keterangan tertulis atas laporan dugaan tindak pidana ITE tertanggal 18 November 2016. (Foto: Ist/SULTRAKINI.COM)
Surat dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Metro Jaya Jakarta Selatan kepada Rahman Ashar, perihal penanganan perkara atas laporan dugaan tindak pidana ITE tertanggal 18 November 2016. (Foto: Ist/SULTRAKINI.COM)
Surat dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Metro Jaya Jakarta Selatan kepada Rahman Ashar, perihal penanganan perkara atas laporan dugaan tindak pidana ITE tertanggal 18 November 2016. (Foto: Ist/SULTRAKINI.COM)
Bukti laporan Rahman Ashar atas perkara ITE ke Polda Sultra dengan laporan polisi Nomor:
LP/394/VIII/2017/SPKT Polda Sultra, 14 Agustus 2017. (Foto: Ist/SULTRAKINI.COM)

Kini ia merasa hancur, hampir semua pihak keluarga ikut terseret. Bisnisnya tengkurap, kendaraannya ditarik, rekannya mengamuk. Sebab semua pihak yang dekat dengan Fardan diperas bahkan dicemarkan meski tak ada selisih sama sekali sebelumnya.

Dia hanya berharap, pihak kepolisian bekerja profesional menyelesaian persoalan yang menimpanya. Sebab bukan hanya dirinya yang terkena imbas musibah ini, tapi rekannya pun ikut dihancurkan reputasinya. Apalagi masalah ini sudah sangat lama dan telah menelan banyak korban.

Terbaru, Titik Puspitawati, rekannya di Forum Sultra Kreatif yang juga anggota Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia ikut menjadi korban. Dia dituduh oleh Fardan palsu menggelapkan uang arisan. Akibatnya, rekan bisnis Titik mengamuk dan menerornya habis-habisan. Titik pun kalap, dia meminta Fardan segera membersihkan nama baiknya bagaimanapun caranya. Bagi Titik, reputasi adalah segalanya, kekurangan harta masih lebih baik daripada nama baik hancur dan malu.

“Saya dan kak Titik Puspitawati adalah kerabat baik dan tidak memiliki masalah apapun, kemarin saya dan Kak Titik masih bersama mengurus kegiatan PHRI di Imperial. Saya kurang tau pasti apa modus dari postingan ini, tapi saya yakin, orang ini punya niat buruk terhadap saya dan kak Titik,” kata Fardan.

Fardan meminta kepada seluruh warganet, terutama rekan-rekannya maupun masyarakat Sulawesi Tenggara, tidak meladeni akun atas nama “Rahman Ashar (Fardan La’Kare)”. Dia juga meminta bantuan agar akun tersebut dilaporkan sehingga ditutup oleh pihak Facebook.

“Jadi apapun yang diposting melalui akun FB ini adalah tidak betul, saya juga mohon maaf kepada seluruh
korban, keluarga korban yang wajahnya sudah terposting serta difitnah oleh pelaku,” ujarnya.

“Ini merupakan pembunuhan karakter baik terhadap saya, juga terhadap korban-korban yang wajahnya ikut terposting, jadi saya sangat menghimbau pihak kepolisian agar sesegera mungkin menyelesaikan
masalah ini. Semoga pihak kepolisian segera bertindak, karena laporan saya sudah sejak 2017 dan sampai saat ini belum selesai, takutnya akan timbul lagi korban- korban baru,” harapnya.

 

Laporan: Gugus Suryaman

  • Bagikan