Alumni KAMMI Sultra Menilai Partai Koalisi harus Tinjau Ulang Calon Wawali Kendari

  • Bagikan
Diskusi Keluarga Alumni KAMMI Sultra terkait pemilihan wakil wali Kota Kendari. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)
Diskusi Keluarga Alumni KAMMI Sultra terkait pemilihan wakil wali Kota Kendari. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Menyikapi polemik bursa pemilihan calon Wakil Wali (Wawali) Kota Kendari yang tidak kunjung mendapatkan kepastian. Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (Ka Kammi) Sulawesi Tenggara menilai partai koalisi pengusung ADP-Sulkarnain kala itu harus meninjau kembali para bakal calon pendamping Sulkarnain Kadir di pemerintahan.

Tinjauan kembali para bakal calon wawali Kendari dihasilkan melalui diskusi Ka Kammi Sultra bersama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) di Sekretariat KAMMI bertemakan Quo Vadis Wakil Wali Kota Kendari, Selasa (28/5/2019).

Arwah salah satu alumni KAMMI mengatakan diskusi ini bukan sebagai ajang mengintervensi keputusan partai politik. Namun sebagian organisasi pemuda, KAMMI menilai calon wakil wali Kota Kendari semestinya harus lahir dari orang memiliki kemampuan leadership, ketajaman analisis terhadap kemajuan Kota Kendari yang lebih baik, dan figur yang harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

“Kota Kendari ini merupakan kota majemuk, sehingga tidak harus dilihat apakah dia dari daratan atau kepulauan, tetapi figur wakil wali kota itu harus dilihat dari perspektif kemampuannya untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik,” kata Arwah.

Dosen Politik Universitas Halu Oleo itu juga menilai, proses penjaringan yang dilakukan oleh PKS sebagai partai koalisi tentu itu sah-sah saja. Namun, katanya yang perlu diperhatikan dalam penjaringan tersebut-hasil akhirnya kembali lagi siapa yang akan dipilih di DPRD Kota.

“Intinya meskipun PKS melakukan penjaringan, hasil akhirnya tentunya ditentukan di DPRD Kota,” ucapnya.

Senada dengan itu, Edy Samiel, mengatakan sebagai agen intelektual, organisasi KAMMI hadir melalui diskusi ini sebagai wadah memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Bukan membuat diskursus lain karena melihat polemik pemilihan wakil wali kota Kendari disisipi kepentingan politik identitas.

“Kenapa malam ini kita harus bangun diskusi ini, tentu kita tidak ingin diskursus masyarakat tentang pendidikan politik karena persoalan ini terkesan yang muncul itu malah politik identitas. Untuk itu teman-teman intelektual mencoba mengkaji dengan melahirkan politik multikultural sebagai mana masyarakat Kota Kendari yang beragam,” ujar Ketua Bidang Sosial dan Politik KA KAMMI Sultra itu.

Seharusnya, lanjut mantan Ketua KAMMI Sultra itu, jika melihat keberagaman masyarakat Kota Kendari terdiri dari berbagai latar belakang suku, etnis dan agama, seharusnya politik yang dikembangkan politik multikultural bukan politik identitas. Siapa pun akan terpilih jadi wakil wali Kota Kendari harus terlepas dari kepentingan individu dan mengutamakan kepentingan bersama atau masyarakat Kota Kendari.

“Terlepas ke depannya siapa wakil Sulkarnain yang akan terpilih, yang jelas dia harus selesai dengan urusan pribadinya karena dia harus memikirkan seluruh warga Kota Kendari. Lepaskan kepentingan individu utamakan kepentingan masyarakat,” tegas Edy.

Katanya, apa yang menjadi hasil diskusi yang menjadi masukan dari kawan-kawan diskusi akan dijadikan bahan buat KA KAMMI Sultra memberikan masukan kepada partai politik pengusung maupun Wali Kota Kendari Sulkarnain sebagai bahan pertimbangan penentuan wakilnya memimpin Kota Kendari.

“Apa yang menjadi hasil diskusi kawan-kawan KAMMI malam ini, kita akan rekomendasikan kepada partai politik dan wali Kota Kendari,” tambahnya.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan