Amuba Pemakan Otak, Serang Korbannya di Perairan Hangat

  • Bagikan
Ilustrasi
Ilustrasi

SULTRAKINI.COM: Amuba pemakan otak. Nama ini seolah menjadi serial film horor di program acara televisi atau film layar kaca. Namun amuba tersebut memang ada, bahkan telah memakan korban. Di Amerika sendiri, amuba pemakan otak, Naegleria fowleri telah didiaknosa diderita 143 kali dalam 55 tahun terakhir. Salah satu korbannya, pria berusia 29 tahun, Fabrizio Stabile. Kasus yang diderita Fabrizio terjadi pada September 2018.

Awalnya Fabrizio merasa gejala demam dan pembengkakan otak. Upaya pengobatan ditempuh namun tak banyak memberikan perubahan. Meski dilakukan tes darah untuk mengetahui penyakit akibat virus atau bakteri yang menyerangnya kerap menunjukan hasil negatif.

Pihak keluarga maupun rumah sakit akhirnya mengetahui bahwa pria tersebut positif terinfeksi amuba Naegleria Fowleri pada Kamis (20/9/2018). Namun, nyawa Fabrizio tak dapat tertolong sebab ia dinyatakan mengalami mati otak pada Jumat (21/9/2018).

Dilansir situs CDC, Naegleria fowleri merupakan organisme bersel satu yang hidup di perairan hangat seperti danau, sungai, dan sumber air panas serta tanah. Hany Elsheikha, associate professor Parasitologi University of Nottingham, mengatakan bahwa parasit ini dapat menyebabkan peradangan otak parah yang disebut dengan meningoencephalitis amebic primer. Karena organisme ini mampu menghancurkan jaringan otak, ia lantas dijuluki sebagai amuba pemakan otak.

Naegleria fowleri menginfeksi manusia lewat air yang terhisap oleh hidung ketika menyelam di perairan hangat seperti danau atau sungai. Di beberapa kasus, amuba jenis ini juga bisa masuk dalam tubuh melalui air yang terhirup saat berenang di kolam renang minim zat klorin.

Aktivitas keagamaan yang mensyaratkan pembersihan hidung menggunakan air, di sisi lain, juga dapat menyebabkan Naegleria fowleri ada dalam badan seseorang. Namun, CDC menekankan manusia tak akan terinfeksi Naegleria fowleri lewat aktivitas konsumsi minuman yang airnya telah terkontaminasi.

Apabila amuba Naegleria fowleri menginfeksi manusia maka tubuh akan menunjukkan beberapa gejala yang oleh CDC dibagi menjadi dua tahapan. Pertama, seseorang akan merasakan sakit kepala yang parah, demam, mual, dan muntah. Apabila infeksi tersebut tak diintervensi dengan obat maka gejala seperti leher terasa kaku, kejang, berhalusinasi, serta mengalami koma akan terjadi.

CDC menyatakan bahwa gejala di atas hampir mirip dengan meningitis akibat bakteri sehingga dokter kerap kesulitan mendiagnosis meningoencephalitis atau radang otak parah akibat Naegleria fowleri.

Selain di Amerika, Init Ithoi dan Arine F. Ahmad dalam “Free-Living Amoebae in Southeast Asia” (2013) mengatakan bahwa kasus infeksi Naegleria fowleri juga terjadi di negara di kawasan Asia Tenggara seperti Thailand dan Vietnam. Mereka yang terinfeksi amuba jenis ini rata-rata memiliki pengalaman melakukan aktivitas yang berkaitan dengan air seperti berenang di kanal, sungai, atau kolam renang.

Meski kasus infeksi Naegleria fowleri tak sering terjadi tapi langkah untuk mencegah amuba jenis tersebut masuk dalam tubuh perlu untuk diketahui. Kepada National Geographic, ahli epidemiologi dari Centers for Disease Control and Prevention mengatakan bahwa beberapa cara seperti menutup hidung atau menggunakan klip hidung ketika berenang bisa mencegah masuknya Naegleria fowleri ke dalam tubuh.

Selain itu, berenang sambil tak mengaduk sedimen di dasar kolam atau danau dan menjaga agar kepala tetap di atas permukaan air juga dapat menghindari infeksi amuba Naegleria fowleri.

Sumber: Tirto.id
Laporan: Sri Devi

  • Bagikan