Anak ‘Zaman Now’, Depresi Mengundang Bunuh Diri

  • Bagikan
Yuliastri Ambar Pambudhi, S.Psi.,M.Psi. (Foto: Dok.pribadi/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kelakuan pemuda saat ini atau trennya disebut ‘Zaman Now’ menunjukkan ketidakstabilan psikologis. Sejumlah contoh kasus menunjukkan tanda-tanda itu melalui aksi percobaan bunuh diri akibat depresi dialaminya yang diperoleh dari tekanan lingkungan terdekat.

Depresi sampai mencoba bunuh diri, tentu mengingatkan masyarakat tentang aksi nekad Indrasakti (19) Anjas Tombili (18), dan Mirwan (22). Ketiganya, tercatat pernah melakukan percobaan bunuh diri sepanjang tahun 2018.

Sedikit kisah dari ketiga pemuda tersebut, Indrasakti melakukan percobaan bunuh diri dengan menuguk racun serangga pada Rabu, 10 Januari 2018. Beruntung, mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari ini, selamat setelah mendapatkan pertolongan tim medis. Depresi yang dialaminya terkait persoalan percintaan dengan kekasihnya.

(Baca: Selamat, Mahasiswa “Cinta Zaman Now” Minum Racun Serangga)

Beda halnya dengan Anjas Tombili. Percobaan bunuh diri dilakukannya dengan memanjat tower setinggi 42 meter di Jalan Rambutan II, Kelurahan Wowawanggu, Kecamatan Kadia, Kota Kendari pada Kamis, 11 Januari 2018. Remaja yang masih duduk di bangku SMK ini, nekad bunuh diri usai bertengkar dengan ayah tirinya. Dia berhasil dievakuasi oleh tim Basarnas dibantu aparat kepolisian.

(Baca: Bertengkar dengan Ayah Tiri, Remaja di Kendari Coba Terjun dari Tower Setinggi 42 Meter)

Cara percobaan bunuh diri Anjas juga dilakukan Mirwan pada Kamis, 22 Februari 2018. Dia memanjat tower sutet setinggi 40 meter. Dia berhasil dievakuasi setelah enam jam bertahan di atas tower. Bedanya, pemuda asal Kecamatan Landono, Kabupaten Konawe Selatan ini, dikabarkan depresi akibat tak mau digugat cerai istrinya yang tahu diselingkuhkan. Padahal usia rumah tangga pasangan ini baru tiga bulan bersama. Sehubungan detail kebenaran dibalik aksi nekadnya itu, pihak kepolisian belum mengetahui secara pasti.

(Baca: Enam Jam Bertahan Ingin Bunuh Diri, Mirwan Pingsan Saat Dievakuasi)

Menurut Psikolog, Yuliastri Ambar Pambudhi, S.Psi.,M.Psi, masa remaja merupakan masa ketidakstabilan emosional maupun perilaku. Sebab tahap pertumbuhan tersebut, kerap mengalami perubahan hormon maupun psikologis sehingga rentan mengalami depresi.

“Saran saya kepada pemuda khususnya, agar selalu mengisi waktu luang dengan kegiatan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar tempat tinggalnya, supaya pikiran terbuka dan tidak depresi dan tidak ada pikiran ingin bunuh diri,” kata Yuliastri kepada SultraKini.Com, Jumat (23/2/2018).

Ketua Program Studi Psikologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo ini menambahkan perlunya saling memotivasi dan lebih sensitif terhadap rekanannya yang memperlihatkan gejala depresi.

“Sebagai sesama generasi muda, lebih sensitif dan peduli dengan teman-teman di sekeliling, apabila melihat gejala sering menyendiri, kurang nafsu makan, maka sebaiknya memotivasi dan menghibur,” lanjut Yuliastri.

(Baca juga: Diduga Depresi, Warga Lalowaru Akhiri Hidup dengan Gantung Diri)

(Baca juga: Pemuda Gantung Diri Gara-gara Dipaksa Menikah)

(Baca: Penderita Depresi Terus Meningkat di Dunia)

Laporan: Udin

  • Bagikan