Ancaman HIV di Depan Mata

  • Bagikan

Mungkin selama ini kita sebagai rakyat Sultra merasa aman-aman saja. Merasa bahwa penyakit yang disebabkan oleh virus yang satu ini masih jauh dari kehidupan kita. Karena kita menganggap penyakit ini sebagai penyakit yang sering menjangkit warga di kota-kota besar. Seperti Jakarta dan Jawa.

Tetapi, setelah ini kita akan tahu. Bahwa ternyata, Dinas Kesehatan profinsi Sultra mendata, kota Kendari terbanyak penderita penyakit Human Immunodeficiency Virus. Sebanyak 257 kasus tersebar di kota Kendari dari total 861 kasus HIV se-Sultra pada 2017. (Sumber: SultraKini 16/Agustus/2018)

Terkhusus untuk wilayah Baubau, setahun lalu dr Eddy Natsir selaku kepala Dinas Kesehatan kota Baubau menerangkan, “Penyakit ini trennya memang meningkat dari tahun ke tahun. Sudah lebih dari 200 orang dari 2007-2017. Dari kasus itu, 193 masih hidup, sekitar 142 orang sudah meninggal.” (Sumber: ButonPos 29/11/2017)

Diperjelas oleh Tito selaku pemerhati dan pemantau pasien HIV/AIDS kota Baubau bahwa diperkirakan jumlahnya masih bisa lebih, dikarenakan enggan untuk periksa.

Penyakit jenis ini memang tersembunyi. Susah dideteksi. Jika yang terungkap sudah sedemikian banyak, bisa jadi yang tersembunyi lebih banyak lagi.

Lantas, apakah setelah mengetahui kian banyaknya pengidap penyakit demikian. Apa yang terlintas dalam benak kita? prihatin, cuek atau bahkan malas tahu karena merasa diri dan keluarga masih aman-aman saja?

Betapa pragmatisnya jika kita sampai berfikir demikian.

 

FAKTOR PENYEBAB

Maraknya tempat hiburan malam. Tempat yang menjadi ajang pamer gaya kebebasan dan kebablasan. Belum lagi jika ditambah dengan adanya minuman keras dan narkotika. Kedua, dipastikan ada tempat-tempat penjajakan seks terselubung seperti kos-kosan yang membebaskan campur baurnya laki-laki dan perempuan  yang tidak terikat tali pernikahan, penginapan dan sebagainya. Hal ini juga sempat diutarakan oleh Rahminingrum (kepala Dinas Kesehatan kota Kendari), “Di kota Kendari juga sekarang marak tempat-tempat hiburan malam yang tidak semua difungsikan sesuai peruntukannya, ada tempat karaoke yang dijadikan tempat transaksi, panti pijat plus-plus, juga kos-kosan yang pengawasannya berkurang.” (Sumber: SultraKini  16/Agustus/2018)

Faktor penyebab lain yang sangat menentukan adalah tidak adanya control atau perhatian serius dari Negara. Negara berlepas tangan akan tanggung jawabnya untuk melindungi rakyatnya dari segala yang dapat menyebabkan kian berkembangnya virus ini. Negara bahkan menjamin kebebasan kepada rakyatnya untuk berekspresi sekehendaknya dengan alasan hak asasi.

Sangat kurangnya sosialisasi dan penyadaran ditengah masyarakat akan bahaya dari virus berjangkit ini. Kalaupun ada, itu belum efektiv. Karena kurangnya control. Juga kalaupun ada upaya penyadaran dan pencegahan, itu baru dilakukan oleh kelompok atau ormas yang peduli.

Juga rusaknya tontonan yang disajikan oleh media-media Sekular siang dan malam. Tontonan yang membangkitkan hasrat, tontonan gaya bebas dan pacaran. Juga menjamurnya situs-situs berbau porno dimedia masa.

Sampai tidak adanya hukuman dari aktifitas yang kita menyebutnya zina. Bahkan kita sebagai masyarakat biasa pasti pernah menyaksikan, kalau perzinahan seakan sudah biasa. Belum lagi respon masyarakat yang justru mendukung dengan dinikahkannya pasangan zina. Dipestakan. Seakan itu sebuah takdir dari Tuhan. Tak ada rasa takut akan azab Allah dan penyesalan.

 

BAGAIMANA ISLAM MEMANDANG

Islam adalah agama sempurna yang mengatus segala urusan manusia. Bagaimana manusia berurusan dengan Allah Swt, berurusan dengan sesama manusia, sampai mengurusi dirinya sendiri. Penyakit yang dilatar belakangi pergaulan bebas ini Islam telah mengantisipasi. Dengan tidak mengumbar hawa nafsu layaknya binatang. Islam memberi solusi pernikahan dan mengharamkan perselingkuhan, apalagi gonta-ganti pasangan. Islam mengajarkan baik pria maupun wanita untuk menjaga diri dari segala hal yang dapat menjerumuskan diri pada perzinahan. Seperti, menonton film porno, pacaran, dan lainnya.

Nah, yang paling fenomenal. Karena tidak ada yang sekeras ini selain aturan Islam. Islam mempunyai hukuman yang membuat pelakunya jera dan bertaubat. Sekaligus membuat yang menyaksikan sangat takut untuk mengikuti jalan serong ini.

Allah Swt berfirman dengan sangat jelas agar kita mengingatnya “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang beriman.” (TQS An Nur: 2)

Aturan (system) Islam sama sekali tidak memberi ampun. Bahkan hukuman didunia untuk membebaskan pelakunya dari hukuman akhirat yang lebih pedih. Bayangkan saudaraku, siapa yang berani mendekati zina jika hukumannya sengeri itu. Bukan seperti system sekarang, bahkan public figure (artis) yang segala tindak tanduknya ditiru oleh fensnya, sudah jelas-jelas berzina tetapi justru dibebaskan. Bahkan diberi ruang kembali untuk eksis.

Wahai saudaraku, jangan memandang bahwa hukum Islam sangat kejam. Tetapi itu adalah bukti bahwa Islam sangat peduli pada kelangsungan hidup manusia. Juga ini adalah kewajiban yang Allah turunkan oleh Allah Swt yang Maha Tahu akan kebutuhan kita sebagai mahluk ciptaanNya. Kita membutuhkan aturan dariNya.

 

Mari berjuang. Perbaiki diri dan lingkungan. Terapkan aturan Islam dalam kehidupan dan kenegaraan. Waallahu ‘alamu bishowab.

 

Oleh: Siti Maisaroh, S.Pd

  • Bagikan