Anggaran APBN Dinas Perkebunan Se-Sultra Turun 130 miliar

  • Bagikan
Foto:Merry Malewa/SULTRAKINI.COM

SULTRAKNI.COM:KENDARI – Anggaran dinas perkebunan dan holtikultura se Sultra mengalami penurunan di tahun 2016 sebesar 130 miliar jika dibanding tahun 2015. Anggaran APBN tahun sebelumnya, sebesar Rp. 394 miliar dan APBD senilai Rp. 30 miliar. Sedangkan untuk tahun ini anggaran APBN sebesar Rp.264 miliar, dan APBD sebesar Rp.34 miliar.Dijelaskan Kadis Perkebunan dan holtikultura Sultra, Bambang ditemui sultrakini.com, Senin (4/1/2016). Dana APBN ini, akan digunakan untuk memperbaiki dan pengembangan tanaman kakao di sektor-sektor yang luasnya 19.200 hektar.”Untuk 2016 ini, ada anggaran APBN sebesar Rp.234 miliar yang akan digunakan untuk memperbaiki tanaman kakao kita,” ujarnya.Menurutnya, Sultra merupakan daerah yang diusulkan pemerintah menjadi bagian dari 18 kabupaten di Indonesia, sebagai kawasan komunitas perkebunan. Untuk Sultra, kawasan ini akan dicanagkan di 5 kabupaten, yakni Konawe Selatan, Kolaka, Konawe, Kolaka Utara, dan Kolaka Timur.Selain untuk keperluan tersebut, dana APBN ini juga akan dialokasikan ke kabupaten-kabupaten untuk pengembangan sektor perkebunan dan pertanian di daerah.
 
Namun, dengan penurunan anggaran APBN tersebut, maka pemerintah melalui dinas perkebunan dan holtikultura se Sultra akan memfokuskan pada peningkatan peswasembada pangan pada pada tujuh komoditi.”Kita fokuskan pada tujuh komoditi swasembada pangan seperti, padi, jagung, kedelai, daging, tebuh, bawang merah, dan cabe  jadi anggaran lebih banyak digunakan untuk pengembangan-pengembangan komoditi tersebut,” jelas Bambang.Selain itu, karena adanya penurunan dana APBN ini, program perbaikan komunitas perkebunan menjadi berkurang. Pasalnya, dari total anggaran Rp.31 triliun yang dialokasikan di kementan untuk pembinaan tanaman perkebunan melalui dirjen perkebunan seluruh Indonesia. Hanya teralokasikan Rp 1,9 triliun, atau sekitar 6 persen dari total anggaran.Namun, meski anggaran menurun, tetapi Dinas Perkebunan dan Holtikultura tetap optimis produksi kakao di Sultra akan meningkat. Hal ini dilihat dari antusiasme petani, untuk mengembangkan kakao di daerah.Selain digunakan untuk kegiatan pengambangan perkebunan, Anggaran yang diterima juga rencananya akan digunakan untuk membangun kantor dinas perkebunan dan holtikultura Provinsi Sultra yang sudah tidak layak lagi untuk ditempati.Laporan: Merry Malewa

  • Bagikan