Anggaran Proyek Habis, Air Bersih Tak Kunjung Mengalir di Kadacua

  • Bagikan
Inilah sumur galian yang tak kunjung difungsikan di Desa Kadacua. Padahal proyek air bersih ini menghabiskan anggaran Rp 175 juta. (foto : Harto Nuary / SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM : BUTUR – Proyek pengadaan sarana dan pembangunan jaringan air bersih (Pamsimas) di Desa Kadacua, Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara (Butur) belum bisa difungsikan. Padahal, kegiatan itu sudah dua tahun dibangun dengan anggaran Rp 175 juta.

 

Sekretaris Desa Kadacua, Tamim Sufarman mengatakan, masyarakat Kadacua sudah resah dengan proyek pengadaan air bersih yang tak kunjung mengalir. Padahal, sejak 2014 lalu dibangun oleh Satuan Pelaksanaan Kegiatan (Satlak).

 

Sumber air kegiatan ini berasal dari sumur galian. Sayangnya, hingga kini tak kunjung mengalir, meski sudah ada mesin pompa dan KWH-nya di bak penampungan. \”Ada mesin pompa dan KWH- nya, tapi belum difungsikan,\” ungkapnya.

 

Menurutnya, proyek tersebut pernah diserahterimakan ke desa. Tapi Kepala Desa Kadacua menolak karena menganggap kegiatan tersebut belum diselesaikan, sebab airnya belum mengalir ke rumah- rumah warga. \”Pernah diserahterimakan kepada desa, tapi kami menolak karena airnya belum mengalir\” kata Tamim Sufarman saat ditemui media ini di kantor Desa Kadacua, Rabu (8/6).

 

Kepala Desa Kaacua, Sadar Basri menambahkan, kegiatan Pamsimas ini merupakan proyek yang gagal. Sebab sampai detik ini masyarakat Kadacua tidak bisa menikmati air bersih dari kegiatan proyek tersebut yang menghabiskan anggaran Rp 175 juta.

 

\”Jangan sampai saya dicurigai masyarakat ada main sama Pansimas, karena sudah dua tahun belum berfungsi. Makanya, proyek gagal ini saya beberkan,\” imbuhnya.

 

Ia melanjutkan, di dalam perencanaan proyek tersebut pipa air ditanam di halaman masyarakat. Tapi dalam pelaksanaannya dipasang dibahu jalan, sehingga banyak yang pecah dan rusak akibat pelebaran jalan.

 

\”Memang laporan kegiatannya sudah masuk ke desa. Tapi tidak sesuai fisiknya. Buktinya, air sampai hari ini belum mengalir. Makanya waktu penyerahan aset saya tidak mau terima karena airnya belum mengalir,\” pungkasnya.

 

Sadar mengatakan, sesuai informasi yang dia terima bahwa anggaran kegiatan air bersih tersebut sudah habis. Harusnya, bila dananya habis terpakai, maka kegiatannya sudah dimanfaatkan untuk masyarakat.

 

Anehnya lagi, sambung dia, setiap kali pihaknya memanggil bendahara proyek ini untuk menanyakan kelanjutan kegiatan tersebut tak perna digubris. \”Sudah berapa kali kita panggil bendaharanya, tapi banyak alasan. Memang dalam proyek Pansimas ini Kades tidak dilibatkan. Tapi selaku kepala desa disini, saya harusnya tau sejaumana kelangsungan kegiatan ini,\” tutupnya.

  • Bagikan