Antara Sarjana Muda dan Pengangguran

  • Bagikan
dok.Alamsyah

Oleh: Alamsah (Felix)*

Kamis, 26 April 2018 telah berlangsung seremonial rangkaian pengukuhan gelar sarjana di Universitas Halu Oleo (Kendari). Sebanyak 1.231 Mahasiswa telah dikukuhkan sebagai sarjana (D3, S1, S2) dengan berbagai macam profesi.

Tiap tahunnya, terjadi lonjakan anak muda terdidik (sarjana) yang keluar dari kampus, hal ini tentunya akan berdampak terhadap peningkatan angka pengangguran.

Pemerintah mesti hadir menjawab soal masalah lonjakan anak muda terdidik, jika hari ini sebanyak 1.231 mahasiswa telah diwisuda, maka pemerintah mesti menciptakan minimal sebanyak 1.231 lapangan pekerjaan baru untuk para generasi muda terdidik di Sulawesi Tenggara secara profesional dengan basic keilmuan masing-masing.

Ini yang wisuda baru kampus UHO, belum diakumulasi dengan kampus-kampus lain yang ada di Sulawesi Tenggara diantaranya adalah (Unsultra, Universitas Muhammadiyah Kendari, STIE 66, Universitas Terbuka, Universitas 19 November, Universitas Dayanu Ikhsanudin, Universitas Muhammadiyah Buton, dan beberapa kampus ke-profesian).

Jika semua wisudawan terakumulasi maka kurang lebih tiap tahunnya terjadi lonjakan 5.000 anak muda terdidik yang telah menyelesaikan study, berarti tiap tahunnya pemerintah mesti menciptakan sebanyak 5.000 lapangan pekerjaan baru untuk generasi muda terdidik.

Sehingga pemerintah mesti hadir menjawab persoalan tersebut, sebab jika tidak, maka akan terus terjadi peningkatan angka pengangguran di Sultra, mesti ada model skema baru untuk menciptakan ruang-ruang pekerjaan baru untuk generasi muda terdidik.

Mesti ada komitment antar pemerintah, pemerintah daerah dan BUMN untuk mengentas angka pengangguran dan angka kemiskinan, tugas pemerintah adalah memikirkan soal nasib anak muda terdidik, pemerintah tidak boleh hanya sibuk mengurusi soal bagi-bagi sembako, soal urusan kepentingan kapitalisme.

 

*Pengurus Pusat Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia

  • Bagikan