Apa Untungnya Lima Hari Sekolah?

  • Bagikan
Kepala SMPN 1 Kendari, Mahdin di ruang kerjanya. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Lima hari sekolah memang belum merata terselenggara di Provinsi Sulawesi Tenggara, terlebih di Ibu Kotanya yakni Kota Kendari. Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kendari mendata, SMPN 1 Kendari merupakan satu-satunya sekolah ditingkatannya melaksanakan wacana itu hingga kini.

Banyak hal masih dipersoalkan pihak sekolah untuk menerapkan lima hari sekolah. Mulai dari kendala infrastruktur sekolah, fasilitas, tenaga pendidik sampai kesiapan khusus lainnya. Apalagi secara lisan Presiden RI Joko Widodo telah mengungkapkan, lima hari sekolah tidak diharuskan terlaksana. 

Terlepas dari itu, Kepala SMPN 1 Kendari, Mahdin menganggap wacana ini memiliki sisi positif tidak hanya dirasakan para guru, namun siswa dan orangtua siswa ikut berdampak positif.

Wacana lima hari sekolah kata dia, masih terbilang lancar dan disambut baik oleh siswa dan orangtua siswa. Ini dipercayainya sebagai bagian dari uji coba yang jauh hari dilakukan sebelum betul-betul melaksanakan mekanisme itu. Dampaknya sangat terasa, utamanya bagi para siswa yang mulai terbiasa menjalani proses belajar mengajar.

Sampai kini dia menilai, pendalaman materi sekolah dan agama di sore hari terbilang lancar guna pengembangan diri para siswa. Bahkan pihak sekolah telah menyediakan elekton guna mengurangi kejenuhan siswa selama di sekolah. Selain jiwa seni mereka terasa, keberanian unjuk diri juga secara tidak langsung menjadi bagian dari pembelajaran sekolah.

“Jika dilakukan dengan baik akan mendapatkan manfaat, dengan diintensifkan penerapan program intrakurikuler dan ekstrakurikuler, siswa bisa melakukan pengembangan diri,” kata Mahdin, Senin (14/8/2017).

Sisi positif lain penerapan wacana ini, terletak pada kesesuaian waktu senggang orangtua dan siswa di hari Sabtu dan Minggu. Dua hari ini bisa dimanfaatkan untuk memperkuat hubungan kekeluargaan antara anak dan orangtua. Apalagi di Kota Kendari, para PNS telah menerapkan lima hari kerja.

“Saya pikir Menteri perlu melakukan sosialisasi strategi yang tepat, karena semua sekolah di Indonesia ini belum tentu sama. Misalkan ada sekolah di daerah dimana siswanya harus membagi waktu untuk bekerja,” ujar Mahdin.

Laporan: Hasrul Tamrin

  • Bagikan