Aset Perbankan dan Investor di Sultra Meningkat, OJK Tingkatkan Pengawasan

  • Bagikan
Suasana Rapat Pleno Monitoring dan Evaluasi TPAKD Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis (19/12/2019). (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM).
Suasana Rapat Pleno Monitoring dan Evaluasi TPAKD Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis (19/12/2019). (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM).

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan aset perbankan Sultra per Oktober 2019 sebesar Rp 36,57 triliun atau tumbuh 44,17 persen year on year (yoy) dari total aset perbankan.

“Aset industri keuangan non bank yaitu modal ventura Rp 21,20 miliar atau tumbuh 0,379 persen (yoy), sedangkan piutang perusahaan pembiayaan sebesar Rp 3,9 triliun atau tumbuh 29,49 persen (yoy),” kata Kepala OJK Sultra, Mohamad Fredly Nasution saat membawakan sosialisasi pada Rapat Pleno Monitoring dan Evaluasi TPAKD Sultra, Kamis (19/12/2019).

Lanjut Fredly, pihaknya mencatat hingga September 2019 jumlah investor di Sultra pada sektor pasar modal sebanyak 7.355 investor atau tumbuh 74,17 persen (yoy) dengan nilai transaksi saham Rp 49,61 miliar.

“Investor di Sultra kini terus bertambah, kami bersama stakeholder akan terus melindungi akses masyarakat terhadap layanan jasa keuangan. Maraknya praktek bisnis yang berkedok investasi namun tidak memiliki izin di masyarakat mengakibatkan kerugian finansial yang materil juga masih sering ditemukan,” jelas Fredly.

“Hal tersebut dapat mengganggu sistem keuangan dan berdampak negatif terhadap produk-produk investasi yang telah mendapatkan legalitas perijinan dari regulator/pengawas,” sambungnya.

Oleh sebab itu, OJK bersama Tim Kerja Satuan Tugas Waspada Investasi Provinsi Sulawesi Tenggara terus meningkatkan koordinasi dan sinergi dalam rangka pencegahan dan penindakan entitas yang melakukan penawaran investasi illegal kepada masyarakat.

“Kami berharap melalui Rapat Pleno Monitoring dan Evaluasi TPAKD Provinsi Sulawesi Tenggara hari ini dapat meningkatkan koordinasi dan sinergi dalam medorong perekonomian Sultra melalui akses masyarakat kepada sektor jasa keuangan dan tentunya dengan peningkatan literasi keuangan yang baik,” ungkapnya.

Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan kegiatan edukasi keuangan kepada masyarakat Sultra di 17 kabupaten/kota bersama stakeholders dan kolaborasi melalui kegiatan Piket Edukasi dengan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan sejak tahun 2015-September 2019 sebanyak 130 kegiatan dengan total masyarakat yang diedukasi sebanyak 29.410.

“Hal tersebut tentunya belum optimal sehingga memerlukan dukungan dan peran aktif dari stakeholders,” tutupnya.

Laporan: Wa Rifin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan