Asita: Industri Pariwisata Sultra Perlu Pemerintah yang Peduli

  • Bagikan
Ketua Asita dan pengurus, Ketua dan pengurus PHRI, serta Ketua DPRD Provinsi Sultra saat acara Buka Puasa Bersama, Minggu (27/5/2018). (Foto: Gugus Suryaman/SULTRAKINI.COM)
Ketua Asita dan pengurus, Ketua dan pengurus PHRI, serta Ketua DPRD Provinsi Sultra saat acara Buka Puasa Bersama, Minggu (27/5/2018). (Foto: Gugus Suryaman/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Industri pariwisata tanah air sedang bergeliat. Pemerintah pusat telah menetapkan 10 top destinasi baru, termasuk Wakatobi di Sulawesi Tenggara. Sayangnya, tak seiring sejalan dengan perhatian pemerintah di daerah.

“Wakatobi tidak bisa berdiri sendiri, tidak cukup kuat untuk menjadi pusat pariwisata di Sultra. Daerah lain jiga harus menghidupkan pariwisatanya,” ucap Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Sulawesi Tenggara, Rahman, dalam satu perbincangan dengan Sultrakini.com, Minggu (27/5/2018).

Kepedulian pemerintah terhadap kemajuan pariwisata dianggap sangat penting. Sebab memegang kendali sebagai administrator, regulator, sekaligus fasilitator. Terutama memiliki kebijakan pada sisi penganggaran.

Dengan kekuasaannya, pemerintah mampu menciptakan 4A untuk menghidupkan industri pariwisata. Yakni attraction, accessibility, amenity dan ancilliary. Atraksi adalah menciptakan event reguler, aksesibilitas memudahkan jangkauan ke destinasi, amenitas dalam arti menyediakan sarana dan prasarana pendukung, serta dukungan dalam bentuk lainnya termasuk anggaran untuk marketing ke luar. Empat hal ini merupakan faktor penting dalam memajukan pariwisata.

“Sebesar apapun usaha kami di industri ini memajukan pariwisata, tapi kalau pemimpinnya tidak paham caranya, tidak akan pernah maju,” ujar Rahman.

Program-program pengembangan pariwisata akan melahirkan atitude, knowledge, dan skill. Ketika pariwisata berkembang, akan meningkatkan sumber daya manusia di daerah setempat. Cakupan pariwisata sudah pasti multi dimensi dan multi sektor.

“Tidak ada negara dan daerah yang maju pariwisatanya, masyarakatnya tidak makmur. Pasti sejahtera,” ucap Rahman saat berbincang usai acara Buka Puasa Bersama Perhimpunan Hotel dan Restourant Indonesia (PHRI) Sultra di salah satu hotel.

Apabila pemerintah daerah konsen menggarap pariwisata sebagai sektor utama membangun perekonomiannya, maka hal yang pasti tercapai adalah alam akan terawat, sumber daya manusia meningkat, usaha-usaha masyarakat berkembang.

Rahman berharap, pemerintah daerah di Sultra ke depan punya niat dan konsep yang jelas terhadap kemajuan pariwisata. Tidak hanya itu, juga harus paham cara kerja industrinya. Yang pernah berkecimpung pasti mengerti dan paham.

“Harus punya niat yang ikhlas membangun masyarakatnya, bukan membangun diri sendiri. Karena pariwisata ini investasi jangka panjang,” tutup Rahman, sembari mengaku mengagumi konsep mantan Bupati Wakatobi, Hugua, secara pribadi.

 

Editor: Gugus Suryaman

  • Bagikan