Banjir di Kali Wanggu, Warga RT 13 Pilih Bertahan di Masjid

  • Bagikan
Banjir di dalam Lorong Wanggu, Kelurahan Lepo-lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Senin (25/6/2018). (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Banjir di dalam Lorong Wanggu, Kelurahan Lepo-lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Senin (25/6/2018). (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Di saat sejumlah warga mengungsi akibat kebanjiran, masih ada warga yang memilih bertahan di kawasan banjir di Kali Wanggu, Kelurahan Kelo-lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (25/6/2018). Ketua RT 13 RW 06 Lorong Wanggu, Rustam, memilih memusatkan warganya mengungsi di Masjid At Taubah, tepatnya berada sekitar satu kilometer dari pintu masuk lorong.

Jumlah warga yang mengungsi sekitar 67 orang atau sekitar 16 kepala keluarga khusus RT 13.

Pantauan SultraKini.Com, warga nampak sibuk mengevakuasi barang berharga ke masjid tersebut. Bagian dalam masjid telah dipenuhi tempat tidur warga yang tertata. Sedangkan bagian teras masjid, dijadikan tempat memasak dan tempat menyimpan sejumlah perabotan rumah warga. Terpantau warga mulai mengungsi di masjid sekitar pukul 10.00 Wita tadi.

Kondisi pengungsian warga di Masjid At Taubah Lorong Wanggu saat terjadi banjir, Senin (25/6/2018). (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Kondisi pengungsian warga di Masjid At Taubah Lorong Wanggu saat terjadi banjir, Senin (25/6/2018). (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

Menurut Rustam, dipilihnya lokasi tersebut untuk memudahkan dirinya mengontrol kebutuhan warganya. Kata dia juga, sebelumnya terdapat balita umur 1 tahun di pengungsian sedang sakit. Namun telah dievakuasi keluar lorong untuk mendapatkan penanganan medis.

“Kita punya alasan dan pertimbangan (mengungsi di masjid), pada tahun-tahun sebelumnya secara keseluruhan kita tidak pernah mendapatkan apa yang kita inginkan. Jika kita bersatu di sana, mungkin petugas-petugas di sana akan kewalahan juga. Sedangkan di sini, walaupun secara mandiri kita mudah kontrol, jadi penanganannya tidak begitu rancu. Kalau di sana secara koordinasi akan dicari TR nya masing-masing,” jelas Rustam.

Di lokasi ini, warga belum mendapatkan bantuan. Kebutuhan yang mendesak diharapkan warga, yakni peralatan bayi, misalnya susu serta air mineral, sebab padamnya lampu sejak pagi tadi, membuat warga kesulitan menarik air menggunakan mesin sumur bor. Sementara kebutuhan lainnya, masih dipenuhi warga secara swadaya.

Lorong Wanggu terdapat tiga RT, Khusus RT 13 total warga yang bermukim 72 kepala keluarga. Sementara yang mengungsi di Masjid At Taubah sekitar 16 kepala keluarga.

Rustam mengaku, tanda-tanda akan datangnya banjir telah terdeteksi sejak Minggu, 24 Juni lalu. Namun kondisi terparah terjadi mulai pagi hari tadi.

 

Laporan: Sarini Ido

  • Bagikan