Banjir Kepung Lima Desa, Ratusan Hektar Sawah di Pondidaha Terancam Gagal Panen

  • Bagikan
Seorang petani memanen padi lebih awal Karena di landa banjir di Desa Ambulanu, Kecamatan Pondidaha, Konawe, Jumat (6/7/2018), (Foto : Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)
Seorang petani memanen padi lebih awal Karena di landa banjir di Desa Ambulanu, Kecamatan Pondidaha, Konawe, Jumat (6/7/2018), (Foto : Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM : KENDARI – Ratusan rumah warga pada lima desa di Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), terendam banjir, Jumat (6/7/2018).

Informasi yang dihimpun SultraKini.com, lima desa tersebut adalah Desa Ahuawatu, Sulemandara, Ambulanu, Laloika, dan Desa Wonua Monapa.

Banjir yang merendam ratusan rumah warga itu, disebabkan karena meluapnya dua sungai di desa tersebut yaitu sungai Lahumbuti dan Konaweha.

Selain rumah, ratusan hektar sawah milik petani terancam gagal panen. Tidak hanya itu, sejumlah fasilitas umum seperti bangunan sekolah dan tempat Ibadah, tidak luput dari kepungan banjir.

Kepala Desa (Kades), Ahuawatu, Jumrin, mengatakan banjir terparah ada di Desa Ambulanu dan Sulemandara. Banjir parah ini menyebabkan seluruh aktivitas warga lumpuh total. Namun sebagian warga ada juga yang memilih menggunakan perahu untuk dapat melalui banjir tersebut.

“Sebagian besar warga masih ada yang bertahan dirumahnya masing-masing dengan membuat panggung darurat diatas plafon. Namun sebagian warga ada juga yang mengungsi di pasar yang ada di Desa Ahuawatu,” ujar Jumrin, Jumat (6/7/2018).

Seorang petani memanen padi lebih awal dengan menggunakan sampan, di Desa Ambulanu, Kecamatan Pondidaha, Konawe, Jumat (6/7/2018), (Foto : Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)
Seorang petani memanen padi lebih awal dengan menggunakan sampan, di Desa Ambulanu, Kecamatan Pondidaha, Konawe, Jumat (6/7/2018), (Foto : Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)

Sejak terjadinya banjir, warga mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Dampak yang ditimbulkan dari masalah tersebut, kini warga mulai diserang berbagai macam penyakit.

“Banyak anak-anak yang mengeluh gatal-gatal dan influenza. Warga sangat membutuhkan bantuan kebutuhan pangan dan obat-obatan,” ungkapnya.

Sementara itu, petani yang menjadi korban banjir di lima tersebut, terpaksa memanen padi mereka lebih awal dengan menggunakan sampan.

“Kami terpaksa memanen lebih awal padi yang sudah menguning, supaya tidak rugi. Kalau padi yang masih hijau, itu sudah pasti rusak dan gagal panen,” ucap Sunarko, warga Desa Wonua Monapa di lokasi banjir, Jumat (6/7/2018).

Pantauan SultraKini.com, banjir masih merendam rumah warga. Warga mengungsi dengan peralatan seadanya. Tidak terlihat satupun tenda pengungsian milik Pemerintah Daerah (Pemda), setempat yang terpasang.

Laporan : Wayan Sukanta
Editor: HabiruddinDaeng

  • Bagikan