SULTRAKINI.COM – KONKEP – Bantuan dana pendidikan untuk siswa SMA sederajat melalui program Bantuan Siswa Miskin (BSM) atau yang kini dikenal Program Indonesia Pintar (PIP) harusnya memberi kemudahan kelancaran pendidikan. Tapi hal ini tidak dirasakan oleh pelajar SMA sederajat se kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep).
Kendala utamanya bermuara di Bank BNI selaku penyalur bantuan PIP. Persoalannya di Konkep belum ada Bank BNI, sementara penyaluran mesti dilakukan langsung kepada siswa penerima program ini dan tidak boleh diwakilkan oleh guru maupun kepala sekolah (Kasek).
Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Pendidikan Menegah Diknas Konkep, Sarmindo mengaku sudah pernah mengkomunikasikan problem ini ke kepala cabang Bank BNI di Kendari.
Sarmindo meminta agar pihak BNI bisa menyalurkan dana PIP ke Konkep karena mengingat belum ada Bank BNI di Konkep atau kalau bisa diwakilkan saja ke guru atau Kasek tiap sekolah. Namun rupanya hal ini juga tidak bisa dilakukan oleh pihak BNI.
Akhirnya, lanjut kata Sarmindo, para pelajar penerima PIP harus ke Kendari untuk menerima langsung bantuan ini. Nah ini tentu merugikan siswa dari segi waktu dan keselamatan.
\”Bantuan persiswa tiap semester berkisar antara Rp 500 ribu sampai satu juta. Nah dana ini diterima di Bank BNI Kendari. Kalau hitung-hitungan sewanya mulai sewa kapal menyebrang dari Konkep ke Kendari, uang pete-pete dan transpor lainnya serta uang makan maka dana ini paling banter bersih Rp 200 ribu diterima. Nah untuk menggunakan keperluan sekolah mana cukup,\” kata Sarmindo saat ditemui diruangannya belum lama ini.
Jujur saja pak, lanjut kata Sarmindo, pihaknya sudah intens bangun koordinasi dengan kepala cabang BNI Kendari tentang bagaimana memberi kemudahan pembayaran melalui surat kuasa atau pihak Bank ke Konkep tapi mereka mengaku tidak bisa memenuhinya.
\”Intinya kalau pelajar kita tidak diberi kemudahan maka ini tentu merugikan siswa,\” ujarnya tanpa menyebut secara rinci berapa total siswa penerima bantuan ini.
