Baru Usai Dilantik, DPRD Sultra Didemo Pengusutan Penembakan Dua Mahasiswa UHO

  • Bagikan
Ketua DPRD Sultra sementara, Abdurrahman Shaleh, bersama anggota lainnya menerima massa aksi. (Foto: La Niati/SULTRAKINI.COM)
Ketua DPRD Sultra sementara, Abdurrahman Shaleh, bersama anggota lainnya menerima massa aksi. (Foto: La Niati/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Pelantikan Aanggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) masa bakti 2019 – 2024 diwarnai unjuk rasa. Ratusan massa aksi dari Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Tekhnik se-Sultra mendatangi gedung DPRD Sultra saat rapat paripurna pelantikan dann pengambilan sumpah janji 45 anggota DPRD, Senin (7/10/2019).

Jenderal lapangan Yusuf Bonte dalam orasinya dihadapan anggota DPRD Sultra mengatakan, pengusutan kasus penembakan dua mahasiswa UHO dilakukan secara cepat dan transparan, serta meminta Kapolri mencopot Kapolres Kendari.

“Kehadiran kami disini untuk meminta DPRD Sultra agar membuat komitmen terhadap rakyat Sultra, untuk membantu penyelesaian kasus penembakan dua mahasiswa UHO,” ujarnya.

Mewakili 45 anggota DPRD Sultra yang baru saja dilantik, Ketua DPRD Sultra sementara, Abdurrahman Shaleh, bersama sembilan rekannya menemui massa aksi. Ia katakan, saat rapat paripurna pelantikan tadi, pihaknya mengirimkan Al Fateha kepada almarhum Randi dan Yusuf.

“Apa yang kalian perjuangkan dan apa yang kalian inginkan, sebelum rapat paripurna tadi dan diawali setiap pembahasan kita menundukkan kepala sejenak mengirim Al Fateha kepada dua korban ideologi untuk memperjuangkan rakyat. Kurang lebih 2000 orang tadi mengirimkan Al Fateha. Saya sudah beberapa kali menandatangani komitmen yang ada,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua Sementara, Muh Endang, menambahkan mahasiswa tidak berjuang sendiri dalam mengungkapan kasus penembakan dua mahasiswa UHO, tetapi DPRD bersama mahasiswa memastikan bahwa pengungkapan kasus tersebut memberi rasa keadilan.

“Kami pastikan tragedi yang melanda Almarhum Randi dan Yusuf betul-betul terselesaikan dan memberi keadilan bagi kita semua. Saya sebagai saudara, ataupun kakak, saya nistakan bagi saya, Randi dan Yusuf adalah korban yang terakhir daripada kita masyarakat Sultra, jangan ada lagi korban yang baru, cukup Randi dan Yusuf yang jadi korban, jangan ada yang lain lagi,” tegasnya.

Ketua DPD Demokrat Sultra itu meminta pihak kepolisian agar menghindari kekerasan dan memandang mahasiswa sebagai saudara. Menurutnya polisi dan mahasiswa adalah saudara, sama-sama menjakankan tugas dan tanggung jawab, namun pelaku yang melakukan penembakan harus diusut secara transparan dan dihadapkan di pengadilan.

“Terlalu mahal institusi kepolisian melindungi oknum-oknum yang tidak mematuhi perintah. Sebagai polisi yang harus mematuhi perintah. Kepada aparat kepolisian, pandanglah mahasiswa sebagai saudara, rangkulah mahasiswa dengan cinta kasih. Kita ingin polisi yang dipercaya dan mengayomi rakyat, polisi yang bisa memastikan kita aman tidur dimalam hari,” tegasnya.

Laporan: La Niati
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan