Berantas Buta Aksara, Dikbud Kendari Terkendala Data

  • Bagikan
Pendidikan luar sekolah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, masih kurang memotivasi tentang pentingnya pendidikan. Anak-anak harus terus dimotivasi agar mau belajar sehingga angka melek huruf

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Pemberantasan buta huruf di Kota Kendari terus diupayakan oleh pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat. Sebab program pendidikan luar sekolah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, masih kurang memotivasi tentang pentingnya pendidikan.

 

Program pemberantasan Buta Aksara prioritas umur 15 sampai 45 tahun ini, telah diselenggarakan sejak adanya Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah untuk menekan pertumbuhan jumlah Buta Aksara.

 

Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Dinas Dikbud Kota Kendari, Muh. Rafiuddin mengatakan, program tersebut secara teknis diprioritaskan pada usia tertentu, tetapi masih berkewajiban memberikan pendidikan keaksaraan kepada masyarakat. Selain itu, keikutsertaan di program ini, dapat dilanjutkan pada program keaksaraan usaha mandiri.

 

\”Petunjuk teknis diprioritaskan 15 sampai 45 tahun, tapi pada dasarnya kami berkewajiban memberikan pendidikan keaksaraan pada masyarakat yang buta aksara,\” ungkapnya, Selasa (15/03/2016).

 

Masyarakat Buta Aksara umur dibawah 15 tahun, tambah Rafiuddin, akan diikutkan pada program pendidikan kesetaraan sesuai tingkat pendidikan, yakni tidak tamat SD diikutkan program kesetaraan SD, SMP mengikuti program paket B dan tingkat SMA mengikuti program kesetaraan paket C.

 

Berdasarkan data Badan Statistik Kota Kendari tahun 2009 sampai 2014, Angka Melek Huruf (AMH) kurang menunjukkan peningkatan signifikan. Di 2009 lalu, AMH tercatat 98,38 persen, 2010 naik 98,60 persen, 2011 menjadi 98,63 persen, 2012 mulai turun ke 98,60 persen, 2013 turun 98,17 dan tahun 2014 meningkat lagi 98,89 persen.

 

Sedangkan jumlah penduduk Kota Kendari tahun 2014 sebanyak 14,80 persen dari 335.889 jiwa di tahun 2015. Kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Kadia yaitu 6.775 jiwa per kilometer persegi, dan terendah di Kecamatan Baruga, yakni 467 jiwa per kilometer persegi.

 

Dinas Dikbud Kota Kendari menyatakan, untuk dapat mengetahui jumlah Buta Aksara tersebut masih menjadi kendala. Sebab pihaknya masih merujuk pada data dari BPS Kota Kendari.

 

\”Kita masih kesulitan data pasti Buta Aksara di Kendari. Kita masih menggunakan data BPS Kota Kendari, tapi tidak by man by outlet di kecamatan sehingga kita cari kembali. Buta Aksara di 2015 belum ditahu,\” tambah Rafiuddin.(C)

 

Editor: Gugus Suryaman

  • Bagikan