BI Sultra Menilai Tantangan UMKM di Tengah Covid-19 Belum Berakhir

  • Bagikan
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPwBI Sultra, Surya Alamsyah. (Foto: potongan video Kagama Sultra Chanel)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, menyatakan tantangan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sultra masih menghadapi tandangan di tengah pandemi Covid-19.

Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPwBI Sultra, Surya Alamsyah, mengatakan dampak corona bagi UMKM, yakni adanya hambatan distribusi dan penjualan menurun hingga 76 persen, penurunan laba dan meningkatnya pengeluaran rutin, serta kenaikkan harga dan terbatasnya supplay bahan baku.

“Ada tiga hambatan utama yang dihadapi UMKM, pertama dampak negatif terjadi pada cashflow, kedua menggerusnya modal UMKM, dan terakhir proses produksi yang sulit,” kata Surya, Minggu (28/6/2020).

Dalam mengatasi kondisi yang sangat memprihatinkan di lingkup UMKM, BI Sultra mengambil langka mempercepat penyelamatan UMKM. Setidaknya empat langka utama untuk menangani hal tersebut.

Pertama, komunikasi kebijakan darurat Covid-19 kepada UMKM. Mendorong UMKM memanfaatkan relaksasi yang di terbitkan pemerintah dan otoritas, kemudian Pemda dan perbankan proaktif menjemput UMKM yang mengalami kesulitan.

Kedua, program virtual peningkatan kapasitas UMKM. Mempercepat program literasi keuangan digital (hulu-hilir), pelatihan keuangan (SI-APIK), dan relaksasi PSBI/PSRU untuk mendukung produk aspek proaktif, peningkatan daya beli, dan penjualan.

Ketiga, Sinergi aksi mempercepat akses pembiayaan/permodalan. Bersama BMPD, Asosiasi, BUMN, LSM dan Konsulta Keuangan Mitra Bank (KKMB) fasilitas pemanfaantan relaksasi, memanfaatkan CSR untuk bantuan permodalan, membantu UMKM subsistences, mendorong kredit bagi supplier untuk pengadaan bahan baku, serta mendorong alokasi PSBI bagi UMKM binaan yang terdampak.

Keempat, pemanfaatan digital payment dan penjualan. Mendorong pemanfaatan digital dalam pembayaran dan penjualan.

“Point ini UMKM menggunakan aplikasi Payment QR di bisnis retail dan pasar tradisional dan pemanfaatan website. Kemuadian pemasaran online, melakukan korporatisasi merchants, dan wirausaha subsistence,” ujar.

Selama pandemi, pemanfaatan layanan digital meningkat seperti Ecommerce 69 persen, pembayaran digital 65 persen, dan kesehatan 41 persen. Sedangkan transportasi online menuru hingga 73 persen.

“Diperkirakan potensi bisnis digital pascaCovid-19 terjadi pada perubahan pola permintaan, digital workplace dan penguatan ekonomi lokal,” tambahnya. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan