BI Sultra Tingkatkan Pendalaman Materi Berita Ekobis pada Wartawan

  • Bagikan
Kepala KPwBI Sultra, Suharman Tabrani, saat membawakan sambutan dan membuka pelatihan Capacity Building dan Media Confrence (CBMC) (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)
Kepala KPwBI Sultra, Suharman Tabrani, saat membawakan sambutan dan membuka pelatihan Capacity Building dan Media Confrence (CBMC) (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Puluhan wartawan di Kota Kendari yang menggeluti bidang pemberitaan ekonomi dan bisnis mengikuti pelatihan Capacity Building dan Media Confrence (CBMC) yang diadakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (26/11/2020), di Azizah Syariah Hotel & Convention Kendari.  

Kepala KPwBI Sultra, Suharman Tabrani, mengatakan kegiatan Capacity Building dan Media Confrence bersama insan pers dilakukan dengan tujuan meningkatkan kapasitas wartawan untuk pendalaman materi berita ekonomi dan bisnis di regional Sultra.

“Jadi peningkatan kapasitas bagi wartawan dilakukan setiap tahun. Hal tersebut sebagai bentuk komitmen dan kolaborasi kepada awak media untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait perekonomian Sultra,” kata Suharman, saat membuka acara pelatihan Capacity Building dan Media Confrence (CBMC).

Lanjut Suharman, kegiatan diikuti oleh jurnalis media cetak, elekronik dan media online. Dengan tujuan untuk menambah pengetahuan para insan pers dalam menulis berita ekonomi dan bisnis.

“Kami juga menghadirkan secara virtual pemimpin redaksi CNBC Indonesia Wahyu Daniel Panjaitan, yang membawakan materi, bagaimana cara menulis dan pendalaman berita ekonomi yang menarik,” ujar Suharman.

Saat membawakan materi, Wahyu Daniel Panjaitan, mengatakan dalam suatu penulisan berita ekonomi mendalam diperlukan teknik penulisan 5W+1H. Kata dia, Insan pers dalam menulis berita juga perlu menyajikan keunikan pada penulisan sebuah berita sehingga menjadi daya tarik sendiri. 

Ia mencontohkan dimedia online meskipun tidak tepenuhi unsur 5W+1H berita bisa ditayangkan dengan catatan isu yang diberitakan terus diikuti perkembangannya sampai tercapai 5W+1H.

“Berita ekonomi unik, artinya berbeda dengan berita-berita lain atau punya nilai unggul dan bisa menarik minat pembaca. Jadi pintar pintarnya kita memilih bahasa yang sederhana saat menulis meskipun dalam satu berita itu misalnya banyak data didalamnya,” ucap Wahyu.

Ia juga mengajak para insan pers membuat suatu isu dan berita-berita yang menarik sehingga bisa dipahami masyarakat.

“Lakukan riset dan cari data yang memiliki daya tarik paling besar dari sebuah berita sehingga banyak orang yang ingin membacanya dan pesan tersampaikan,” tutupnya. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan